TRIBUNNEWS.COM - Nama Basuki Tjahaja Purnama atau Ahok masuk dalam kandidat calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Dari empat kandidat yang sudah disebutkan Presiden Joko Widodo (Jokowi), nama Ahok mendapat sorotan dari Ketua Mujahid 212, Damai Hari Lubis.
Menurut Damai Hari Lubis, Ahok memiliki rekam jejak dan kepribadian yang tidak baik.
Inilah alasannya menolak Ahok menjadi calon pemimpin Ibu Kota baru.
"Sebagai calon kepala daerahnya (Ibu Kota Negara baru) adalah Ahok, maka kami katakan dan nyatakan secara tegas, kami menolak keras Ahok lantaran fakta-fakta pribadi Ahok merupakan seorang jati diri yang memiliki banyak masalah," kata Damai dalam keterangan tertulisnya dikutip Tribunnews.com.
Sementara itu, Wakil Ketua MPR Arsul Sani menyatakan nama-nama yang sudah disebut Presiden Joko Widodo (Jokowi) akan dipertimbangkan kembali oleh Jokowi.
Baca: Cak Imin: Ahok Punya Pengalaman Jadi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Negara
"Biasanya Presiden menggunakan kesempatan yang berkembang, baik pro maupun kontra sebagai bahan dalam mengambil keputusan," tutur Arsul di komplek Parlemen, Jakarta, Jumat (6/3/2020).
Menurutnya, munculnya penolakan terhadap Ahok merupakan hal yang wajar.
Meskipun begitu, Presiden akan tetap memutuskan siapa yang tepat mengisi Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru berdasarkan berbagai pertimbangan.
"Jadi semua saya yakin akan dipertimbangkan Presiden dan tentu partai koalisi pemerintah jika diminta pendapat, akan menyampaikan pendapat."
"Tentu Presiden mempertimbangkan dua hal, pertama latarbelakang pendidikannya, kedua pengetahuannya," imbuh Arsul Sani.
Mantan Wakil Gubernur DKI Jakarta, Sandiaga Uno juga ikut menanggapi nama Ahok disebut sebagai satu calon pemimpin Ibu Kota baru.
Politisi Partai Gerindra ini mempertanyakan jabatan yang diemban Ahok sekarang sebagai Komisaris Utama Pertamina.
Menurutnya, Ahok baru saja menduduki posisi tersebut dan memiliki tugas yang berat.
Baca: Ali Ngabalin Ungkap Alasan Jokowi Pilih 4 Calon Pemimpin Ibu Kota Baru, Singgung Nama Ahok
"Bukannya Pak Ahok baru jadi Komut Pertamina? Tugasnya berat Pak Ahok kita cek dulu, nih, gimana hasil rekam jejaknya dia berbulan-bulan ini di Pertamina seperti apa," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Ia menambahkan, tugas Ahok di Pertamina cukup berat karena dituntut untuk memperbaiki kinerja sektor migas nasional.
Meskipun begitu, Sandiaga Uno mengaku akan mendukung apapun keputusan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Ibu kota negara ini penting harus dilakukan segera, karena ini sudah menjadi keputusan presiden dan siapapun yang nanti ditunjuk punya tugas yang berat," ujarnya di Jakarta, Sabtu (7/3/2020).
Lebih lanjut, Sandi beharap siapapun nantinya yang terpilih sebagai Kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru mampu merealisasikan visi pemerintah, yakni mendorong pemerataan ekonomi.
Sebelumnya Presiden Jokowi mengumumkan empat calon kepala Badan Otorita Ibu Kota Baru.
Selain Ahok, ada juga Menteri Riset dan Teknologi Bambang Brodjonegoro, Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas, dan Direktur Utama Wijaya Karya Tumiyana.
"Kandidat memang banyak. Satu, Pak Bambang Brodjonegoro, dua Pak Ahok, tiga Pak Tuniyana, empat Pak Azwar Anas," ujar Jokowi dilansir melalui YouTube Kompas TV, Rabu (4/3/2020).
Menurut Jokowi, keputusan akan diambil dalam pekan ini.
"Untuk Badan Otorita Ibu Kota Negara, kami akan segera tanda tangani perpres di mana nanti ada CEO-nya."
"Sampai sekarang belum diputuskan. Akan diputuskan dalam minggu ini," kata Jokowi di Istana Kepresidenan, Jakarta, Senin (2/3/2020) dikutip dari Kompas.com.
Badan Otorita akan bertanggung jawab memimpin proses pemindahan dan pembangunan ibu kota baru di Penajam Paser Utara-Kutai Kartanegara, Kalimantan Timur.
(Tribunnews.com/Faisal Mohay/Seno Tri Sulistiyono) (Kompas.com/Rully R. Ramli)