TRIBUNNEWS.COM - Menteri Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan (Menko Polhukam) Mahfud MD buka suara soal kasus penganiayaan seorang kepala sekolah di Tanjung Jabung Barat, Jambi.
Mahfud MD mengungkapkan kasus tersebut harus ditindak tegas,
Hal itu disampaikan Mahfud MD melalui tweet di akun Twitter pribadinya, @mohmahfudmd, Rabu (11/3/2020).
Mahfud MD mengetahui kabar tersebut melalui pemberitaan televisi nasional.
"Pagi ini ada berita seorang wali murid di Tanjung Jabung menganiaya kepala sekolah dengan keji dan menghina karena sang kepala sekolah melakukan tindakan pendisiplinan terhadap muridnya yang adalah anak si penganiaya," ujarnya.
Baca: Lagi, Pelecehan Seksual Terjadi pada Siswi, Pelaku Beratribut Ojol: Modus Pura-pura Tanya Alamat
Mahfud MD selain menekankan untuk menindak tegas pelaku, ia juga menyoroti kepemilikan senjata api.
"Ini harus ditindak tegas, apalagi si penganiaya diketahui menyimpan senjata api," tulis Mahfud MD.
Baca: Marak Aksi Teror KKB di Tembagapura, Begini Kata Mahfud MD dan Tito Karnavian
Sebelumnya diberitakan, polisi telah menangkap BM, wali murid yang diduga melakukan penganiayaan kepada kepala sekolah.
Dilansir Tribun Jambi, Kapolres Tanjung Jabung Barat AKBP Guntur Saputro, menjelaskan, pelaku ditangkap pada hari Senin (9/3/2020) setelah menindaklanjuti laporan terkait dugaan penganiayaan.
"Syukur alhamdulillah, kita berhasil mengamankan dan menangka saudara BM saat mengendarai kendaraan," kata Guntur saat gelar perkara di Mapolres Tanjung Jabung Barat.
Setelah digeledah, polisi mengamankan senjata api dan juga barang-barang yang berkaitan dengan penyalahgunaan narkoba.
Sementara itu, BM mengakui telah mendatangi sekolah karena masalah ponsel anaknya.
Namun dirinya membantah telah melepaskan tembakan dan membuat warga sekolah ketakutan.
"Itu tidak benar, itu (suara) saya tendang pintu," katanya saat gelar perkara di Polres Tanjung Jabung Barat, Selasa (10/3/2020).
Baca: BNNP Jambi Ringkus 4 Bandar Narkoba di Kuala Tungkal
Seperti diketahui, pada hari Rabu (4/3/2020), BM mendatangi sekolah dan melakukan penganiayaan kepada Kepala SMAN 10 Tanjung Jabung Barat.
BM diduga tidak terima ponsel anaknya disita oleh sekolah saat ujian berlangsung.
Sejumlah saksi mengaku telah melihat BM memukuli kepala sekolah dan sempat terdengar suara letusan keras.
Kronologi
Sementara itu diketahui penganiayaan berawal saat siswa mengikuti ujian berbasis android.
Dilansir Kompas.com, demi melaksanakan ujian online tersebut, sekolah menyediakan fasilitas wifi untuk akses internet siswa.
Agar penggunaan wifi maksimal, pihak sekolah meminta warga sekolah tidak menggunakan ponsel selama ujian berlangsung. \
Ponsel yang dibawa siswa pun diminta pihak sekolah untuk dikumpulkan secara suka rela.
“Siswa bersangkutan beralasan orangtuanya tidak mengizinkan HP tersebut dikumpulkan," ungkap Ketua PGRI Provinsi Jambi Lukman.
Baca: Wali Murid Aniaya Kepala Sekolah di Jambi Dilaporkan Polisi, Dinas Pendidikan Mendukung
Kepala sekolah pun tetap meminta HP dengan alasan menyamaratakan aturan dengan siswa lain.
"Demi kebersamaan kedudukan siswa dalam penegakan aturan, kepsek tetap meminta HP tersebut dan meminta siswa menginformasikan ke orangtuanya,” kata
Namun pada Rabu sore ketika sudah tidak ada aktivitas belajar mengajar, orangtua murid tersebut mendatangi sekolah.
Hingga terjadilah penganiayaan tersebut.
Tiba-tiba terdengar suara letusan yang keras dan membuat warga sekolah yang ada di lokasi berhamburan keluar.
Kepala sekolah pun dibentak dan dipukul oleh seorang laki-laki orangtua murid.
"Kepsek mencoba menghindar dengan menangkis pukulan tersebut. Karena merasa belum puas, yang bersangkutan langsung menyingkap sebagian bajunya dan terlihat jelas pistol terselip di pinggangnya,” jelas Lukman.
(Tribunnews.com/Wahyu Gilang P) (Tribun Jambi/Samsul) (Kompas.com/Candra Setia Budi