Yurianto mengatakan, bahwa pemerintah tidak ingin membuat gaduh dan panik di masyarakat.
"Sekali lagi kita tidak ingin kemudian membuat gaduh, semua orang diperiksa, ini bukan sesuatu yang mudah," kata Yurianto.
Lebih lanjut, Yurianto menjelaskan soal pemeriksaan spesimen virus corona.
"Mengambil spesimen itu adalah mengambil usap lidi pada dinding belakang hidung dan dinding belakang mulut."
"Ini bukan suatu tindakan yang nyaman untuk siapapun karena seperti cottonbud yang begitu panjang kita masukkan ke hidungnya terus sampai habis, kemudian juga dimulutnya sampai habis."
"Ini bukan sesuatu yang nyaman, oleh karena itu kita harus berhati-hati, ini ada indikasi yang harus kita lakukan," terangnya.
Baca: Sempat Timbulkan Tanda Tanya, Pemerintah Akhirnya Ungkap Sumber Virus Corona Pasien 27
Baca: Daniele Rugani Positif Terjangkit Virus Corona COVID-19, Inter Milan Resmi Lakukan Isolasi
Najwa kemudian menanyakan soal pertimbangan yang lain selain nyaman atau tidak nyaman.
"Pertimbangannya nyaman atau tidak nyaman, atau ada pertimbangan yang lain?"
"Karena kalau tadi seolah-olah karena ketidaknyamanan saja," tanya Najwa.
Yurianto mengatakan, bukan persoalan tidak nyaman saja, tetapi juga harus cermat dalam melakukan pemeriksaan.
"Bukan masalah ketidaknyamanan tetapi juga harus cermat untuk memeriksa, kalau tanpa indikasi, untuk apa kita periksa?" terang Yurianto.
"Karena sekali lagi, penyakit menular ini basisnya adalah komunitas bukan pada hasil pemeriksaan itu saja," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)