TRIBUNNEWS.COM - Gubernur DKI Jakarta, Anies Baswedan akan menutup seluruh destinasi wisata di DKI Jakarta untuk sementara waktu.
Hal ini untuk mencegah kemungkinan terburuk penularan atas penyebaran virus Corona (Covid-19).
"Semua destinasi wisata dan tempat hiburan milik Pemprov DKI Jakarta akan ditutup selama dua minggu ke depan.," ungkap Anies Baswedan, dilansir KompasTV Live, Jumat (13/3/2020).
Adapun destinasi wisata yang ditutup meliputi Ancol, Ragunan, Monumen Nasional (Monas), dan museum lain di bawah pengelolaan Pemprov DKI Jakarta.
Penutupan juga berlaku saat kegiatan Car Free Day.
Anies mengatakan tujuan penutupan destinasi tak lain untuk meminimalkan kegiatan masyarakat agar tidak saling kontak di ruang terbuka.
Walau demikian, ia mengatakan transportasi di wilayah Jakarta masih tetap berjalan.
Pelayanan masyarakat seperti kelurahan, kecamatan, kantor wali kota, balai kota, Puskesmas, dan rumah sakit juga tetap dibuka untuk umum.
Anies Baswedan mengimbau agar seluruh masyarakat Jakarta lebih memprioritaskan kegiatan di rumah.
Tegas, Anies menyampaikan agar masyarakat dapat menghindari tempat-tempat umum atau ramai dikunjungi banyak orang.
"Jakarta tidak melakukan lockdown. Tetapi Jakarta meminta kepada seluruh warganya sebisa mungkin mengurangi kegiatan di luar rumah, kecuali yang urgent," kata Anies.
Lebih lanjut dijelaskan Anies, kegiatan penting tersebut seperti berbelanja kebutuhan pokok atau memeriksakan kesehatan ke tempatmedis.
Sementara, ia menyampaikan telah menyiapkan protokol yang akan disebarluaskan kepada masyarakat.
Adapun protokol tersebut antara lain untuk acara-acara di perkantoran, perumahan, dan beberapa kegiatan di tempat ibadah.
Diketahui, secara statistik adanya kontak fisik merupakan salah satu potensi penularan tertular meningkat 38 kali.
Angka ini lebih tinggi dari pada orang yang tidak melakukan kontak fisik atau kontak langsung.
Anies menuturkan, Jakarta Selatan pun kini disorot menjadi wilayah yang berpotensi terjadi penularan.
"Kalau terjadi di sebuah wilayah, maka orang-orang yang berinteraksi di wilayah yang sama di situ terjadi potensi penularan," ujarnya.
Alasannya, beberapa kegiatan seperti rapat, makan bersama, dan beberapa kegiatan ramai lainnya terjadi di kawasan tersebut.
Anies menekankan masyarakat Jakarta harus waspada dengan mengetahui dengan siapa saja melakukan kontak langsung, di mana, dan kapan untuk dapat melakukan penelusuran.
Kembali ia meminta agar masyarakat menjaga jarak satu dengan yang lainnya untuk melakukan pencegahan dini.
"Harus ada jarak mungkin sekitar 1 meter antar orang. Kemudian kalau ada pertemuan hindari bersalaman jabat tangan. Apalagi berpeluk dan bergandengan tangan. Kurangi itu," kata Anies.
Penyebaran Virus Corona di Indonesia
Masih dari siaran live Kompas TV, sebelumnya, Anies Baswedan menyampaikan jumlah pernyebaran wabah virus Corona sudah ada hampir di seluruh kecamatan di DKI Jakarta.
Menurut data dari Pemerintah Provinsi Jakarta, penyebaran ada di 17 titik.
Terkait hal ini, Anies berharap agar pemerintah dari dinas kesehatan pusat dapat melakukan uji spesimen suspect virus Corona.
Anies menyampaikan pengujian spesimen tersebut dapat dilakukan dalam waktu satu hari.
"Hasil pemeriksaan tidak perlu menunggu belasan hari. Asal mau langsung diumumkan. Langsung diterima, langsung diproses, langsung mau diumumkan," ujar Anies.
Diketahui, selama ini pemerintah DKI Jakarta cukup kesulitan dalam mengisolasi masyarakat yang terduga mengidap virus Corona.
Sebab pengujian spesimen tersebut baru dapat diumumkan beberapa hari kemudian.
Sementara, orang terduga tersebut masih melakukan aktivitas atau berkegiatan bebas di luar.
Dalam hal ini, ketika proses pengujian spesimen tersebut belum selesai maka Pemprov DKI Jakarta tidak berhak membatasi ruang gerak orang itu.
Hal ini lantaran belum dinyatakan positif terjangkit oleh tim medis.
Akibatnya dalam waktu itu lah sang pasien dapat menjadi potensi menyebarkan penularan virus Corona di ruang publik.
Anies menyebutkan Pemprov DKI Jakarta juga memiliki 3 laboratorium khusus untuk pengujian spesimen.
Ketiga laboratorium tersebut antara lain, laboratorium milik Pemprov DKI Jakarta itu sendiri, lalu milik Lembaga Eijkman, dan laboratorium mikrobiologi Eijkman.
Adapun keseluruhan laboratorium tersebut sudah berstatus bio safety level 2 plus.
Anies berharap pemerintah dapat melakukan pengujian di banyak tempat lainnya.
"Karena itu lah kalau kita belajar di banyak tempat, kuncinya menyelamatkan adalah melakukan testing sebanyak orang yang dicurigai," katanya.
Selanjutnya, masyarakat yang diduga tersebut diharap mau melakukan karantina secara sukarela.
Hal ini merupakan cara yang paling aman dan mudah untuk mencegah penularan lebih luas.
"Soal transparansi ini penting. Tujuannya sederhana supaya pemerintah daerah di seluruh wilayah yang terindikasi ada kasus Covid19 bisa bertindak," tuturnya.
Ia menegaskan pemerintah tidak akan bisa bertindak dalam memerangi virus Corona apabila tidak mengetahui hasil secara terang atas kasus di setiap wilayah.
"Kami baru bisa bertindak begitu dapat informasinya.," ujarnya.
(Tribunnews.com/Nidaul 'Urwatul Wutsqa)