News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

Pemprov DKI Jakarta Kembali Batasi Operasional MRT, LRT, dan TransJakarta Mulai Senin, Ini Waktunya

Penulis: Danang Triatmojo
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

PEMBATASAN OPERASIONA - Pembatasan operasional Bus TransJakarta yang mulai diberlakukan Hari Senin (16/3/2020) hingga 14 hari ke depan, dikeluhkan warga masyarakat khususnya para pengguna angkutan masal tersebut. Pasalnya dengan pembatasan hanya 13 koridor dan jam operasional mulai dari pukul 06.00 hingga pukul 18.00 dengan interval kedatangan 20 menit, membuat mereka terhambat dalam beraktifitas karena terlalu lama menunggu dan armada yang sedikit. Tak jarang warga pengguna Bus TransJakarta, akhirnya menggunakan taksi online untuk sampai ke lokasi yang akan mereka tuju, akibat adanya pembatasan rute atau koridor yang ada. KOndisi seperti ini membuat antrian warga yang menumpuk di halte seperti yang terjadi di Halte Rawa Buaya, Cengkareng. WARTA KOTA/Nur Ichsan

Laporan wartawan Tribunnews.com, Danang Triatmojo

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemprov DKI kembali membatasi operasiona; moda transportasi umum terhitung mulai Senin (23/3/2020).

Hal tersebut dilakukan guna meminimalisir penyebaran virus corona atau Covid-19.

Pembatasan berlaku bagi MRT Jakarta, LRT, dan TransJakarta.

Jam operasional ketiga moda transportasi ini diperpendek, mulai pukul 06.00 - 20.00 WIB.

Kuota penumpang juga dibatasi.

Baca: Di Cianjur, Warga Berburu Chloroquin ke Apotek Setelah Baca Jurnal Virus Corona, Stok Habis

Direktur Utama PT MRT Jakarta William Sabandar menjelaskan, pembatasan kuota penumpang mengacu pada konsep Social Distancing Measure, dengan jarak minimal 1 meter.

Kuota penumpang dibatasi 60 orang per gerbong atau 360 orang untuk satu rangkaian kereta.

Jarak kedatangan kereta tetap seperti biasa, alias 5 menit pada jam sibuk, dan 10 menit di luar jam sibuk.

"Kami akan menjaga headway atau jarak antar kereta tetap seperti biasa. Kami pastikan tidak akan ada antrean saat di stasiun maupun hendak masuk kereta," ujar William di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020).

Baca: Jumlan Pasien DKI Jakarta Tertinggi, Anies Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Wabah Covid-19

Begitu pula dengan TransJakarta.

Penyesuaian operasional bus dibuka pukul 06.00 - 20.00 WIB.

Penumpang yang sudah masuk halte sebelum pukul 20.00 WIB, tetap terangkut.

Adapun pembatasan kuota diterapkan seperti sebelumnya.

Bus gandeng yang punya kapasitas tampung 150 pelanggan, kini dibatasi 60 pelanggan. Bus single juga hanya mengangkut 30 pelanggan.

Baca: Sikapi Penyebaran Corona, Australia Berlakukan Lockdown Hari Ini Pukul 21.00 Waktu Setempat

Sementara bus Royal Trans dan Mikro Trans disetop operasionalnya.

"Kami juga menerapkan jarak aman di dalam bus, yakni saat berdiri jarak aman selebar satu lengan, sedangkan saat duduk jarak aman selebar satu kursi," ungkap Plt Direktur Utama PT Transjakarta Yoga Adiwinarto.

Pada kesempatan serupa, Kepala Dinas Perhubungan DKI Syafrin Liputo menyebut LRT Jakarta menerapkan kebijakan yang sama seperti MRT dan Transjakarta.

Yakni operasional mulai pukul 06.00 - 20.00 WIB, dengan headway atau jarak antar kereta setiap 10 menit.

Antrean penumpang pada tiga moda transportasi itu akan dilakukan di luar halte atau stasiun.

Alasannya karena mencegah terjadinya kepadatan di dalam ruangan sempit, yang mana justru membuat potensi penularan virus makin besar.

Baca: Cegah Penyebaran Virus Corona, Seluruh Ruangan Kantor Kemenpora Disemprot Desinfektan

"Antrean akan dibuka di luar halte atau stasiun, yang mana kita juga ingin menjaga kapasitas penumpang untuk bus atau kereta," ucapnya.

Petang tadi, Gubernur Anies Baswedan menetapkan status Provinsi DKI Jakarta sebagai tanggap darurat bencana COVID-19.

Status ini berjalan selama 14 hari ke depan dan bisa diperpanjang mengacu pada kondisi penularan virus corona di ibu kota.

"Pada hari ini kita menetapkan (status) Jakarta sebagai tanggap darurat bencana COVID-19. Ini ditetapkan 14 hari ke depan dan bisa diperpanjang menyesuaikan kondisi," ungkap Anies dalam konferensi pers di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020).

Penetapan status tanggap bencana diambil lantaran Jakarta saat ini dihadapkan pada situasi yang sangat berbeda dari satu atau dua pekan sebelumnya.

Sebab, jumlah kasus yang disampaikan hingga Jumat (20/3) berada pada angka yang tinggi.

Mengacu pada data laman resmi COVID-19 DKI Jakarta (corona.jakarta.go.id), data tanggal 20 Maret 2020, pukul 18.00 WIB, Jakarta punya 224 kasus positif.

Dengan rincian 125 dirawat, 66 melakukan isolasi mandiri, 13 orang sembuh, dan 20 jiwa meninggal dunia.

Seruan Hentikan Kegiatan Perkantoran

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan minta seluruh kegiatan perkantoran disetop untuk sementara waktu.

Anies Baswedan juga meminta perkantoran menutup fasilitas operasional dan beralih berkegiatan usaha dari rumah.

Sedangkan bagi perusahaan yang tidak dapat menghentikan total kegiatan kantornya bisa mengurangi jumlah karyawan, waktu kegiatan, dan fasilitas operasional sampai batas minimal.

Baca: 45 Anggota DPRD Madiun Diisolasi Diri Setelah Kunker ke Jawa Barat

Hal tersebut dituangkan dalam Seruan Gubernur Nomor 6 Tahun 2020 tentang Penghentian Sementara Kegiatan Perkantoran Dalam Rangka Mencegah Penyebaran Wabah Corona Virus Disease (COVID-19).

Seruan ini berlaku terhitung mulai 20 Maret hingga 2 April 2020 atau selama 14 hari.

"Kepada dunia usaha, kita mengeluarkan Seruan Gubernur Nomor 6 tahun 2020. Ini statusnya seruan," kata Anies Baswedan di Balai Kota DKI, Jakarta Pusat, Jumat (20/3/2020) petang.

Baca: Cegah Corona, Kosgoro 1957 Bagikan Ribuan Masker di Bundaran HI

Lewat seruan tersebut, Anies Baswedan meminta perkantoran mendorong sebanyak mungkin karyawannya bekerja dari rumah.

Anies Baswedan juga mengimbau dunia usaha untuk memperhatikan surat edaran Menteri Tenaga Kerja Nomor M/3/HK.04/III/2020 tentang Perlindungan Pekerja/Buruh dan Kelangsungan Usaha dalam Rangka Pencegahan dan Penanggulangan COVID-19.

"Kita berharap ini semua ditaati dunia usaha karena bagaimanapun juga hanya bisa efektif bila semua serempak melakukannya," kata Anies Baswedan.

Jakarta Selatan Jadi Prioritas Rapid Test Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) menyebut pemerintah tengah melakukan Rapid Test (tes cepat) virus corona kepada sejumlah warga di wilayah Jakarta.

Secara spresifik, Jokowi menyebut wilayah Jakarta Selatan sebagai lokasi pertama dilakukan Rapid Test.

Di prediksi wilayah Jakarta Selatan rawan penyebaran virus corona ata Covid-19.

Hal itu disampaikan Jokowi dalam konferensi pers melalui siaran langsung akun Youtube Sekretariat Presiden, Jumat (20/3/2020).

"Kita memprioritaskan wilayah yang menurut hasil pemetaan menujukan indikasi yang paling rawan. Di Jakarta. Di Jakarta Selatan," kata Jokowi.

Baca: Bahas Corona, Haris Azhar sampai Garuk Kepala saat Tak Diberi Kesempatan Bicara KSP, Lihat Reaksinya

Jokowi menjelaskan, Rapid Test dilakukan di wilayah yang terdapat pasien positif corona dan diduga melakukan kontak dengan sejumlah orang.

Rapid Test diharapkan mampu mengetahui indikasi awal seseorang positif virus corona atau tidak.

"Di wilayah yang dulu, sudah diketahui, ada kontak tracing dengan pasien positif jadi didatangi tempat tempatnya," ucapanya.

Baca: Pemerintah Klaim Sudah Miliki 2.000 Alat Rapid Test Covid-19

Kepala Negara juga memastikan, Repid Test dilakukan mulai sore ini, Jumat (20/3/2020).

"Rapid Test memang sudah dilakukan sore hari ini," kata Jokowi.

Wisma Atlet Kemayoran Siap Digunakan untuk RS Darurat Corona

Presiden Joko Widodo (Jokowi) mengatakan pihanya menyiapkan sejumlah infrastruktur untuk perawatan pasien Corona salah satunya pendirian rumah sakit darurat di Wisma Atlet, Kemayoran. 

"Pemerintah sedang mempersiapkan infrastruktur-infrastruktur pendukung yaitu rumah isolasi dan rumah sakit. Wisma Atlet Kemayoran siap dijadikan RS darurat Covid-19 dan juga rumah isolasi pada nanti sabtu malam 21 Maret 2020," kata Presiden dalam konferensi Pers, Jumat, (20/3/2020).

Jokowi mengatakan, Pemerintah juga telah mendirikan tempat karantina, observasi, dan isolasi di pulau Galang dan Pulau Sebaru. Untuk tempat karantina dan observasi di Pulau Galang akan selesai pada Sabtu pekan depan. 

Baca: Bahan Alami Curcumin Berkhasiat Tingkatkan Imunitas Tubuh, Tapi Bukan Obat untuk Covid-19

"Pulau Sebaru dan Galang juga disiapkan untuk tempat karantina, observasi dan isolasi. Untuk Pulau Galang akan selesai sabtu 28 maret," katanya.

Baca: Suami Positif Psikotoprika, Vanessa Angel yang Mungkin Jadi Tersangka

Selain menyiapkan infrastruktur baru, pemerintah juga akan menambah kapasitas rumah sakit rujukan untuk penanganan pasien Covid-19.  Kapasitas yang ditambah mulai dari ruangan, obat-obatan, serta tenaga medis.

"RS TNI, RS Polri, dan RS BUMN yang ada di daerah terinfeksi telah disiapkan sebagai RS Covid-19.  RS swasta akan diajak untuk ikut serta berpartisipasi dan ditingkatkan kemampuannya," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini