News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Virus Corona

VIRAL Kabar Petugas Rumah Sakit Berstatus ODP Dihakimi Warga bahkan Diminta Pergi, Ini Kata Psikolog

Penulis: Nanda Lusiana Saputri
Editor: Tiara Shelavie
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Virus Corona

TRIBUNNEWS.COM - Di tengah wabah corona yang tengah melanda Indonesia, petugas medis menjadi garda terdepan dalam penanganan pasien corona.

Meski banyak yang memberi apresiasi terhadap tenaga medis yang saat ini tengah berjuang merawat pasien Covid-19.

Namun, dalam beberapa kesempatan tenaga medis juga mendapat stigma negatif dari masyarakat sekitar.

Masyarakat beralasan khawatir para tenaga medis tersebut membawa virus corona.

Covid-19 (Grafis Tribunnews.com/Ananda Bayu S)

Kisah itu ramai diperbincangkan di media sosial.

Satu di antaranya diunggah dalam laman Instagram, @iks_infokaresidenansolo.

Baca: Karni Ilyas Singgung Terawan yang Tetap Kenakan Masker, Jawaban Dokter Tirta Buat Fadjroel Terbahak

Dalam unggahannya, @iks_infokaresidenansolo mengunggah sebuah percakapan yang menceritakan bagaimana tenaga medis yang menangani corona dikucilkan.

"Untuk warga Solo kalau ada tetanggamu yang Orang Dalam Pengawasan (ODP) jangan asal disudutkan, diasingkan, apalagi diusir.

Kasihan kalau sampai diusir, harusnya diberi semangat, bantu mengawasi, kalau perlu dibantu untuk cepat sembuh," tulis @iks_infokaresidenansolo dalam bahasa Jawa.

Dalam postingan itu juga menjelaskan, ada seorang tenaga medis yang bekerja di rumah sakit dengan status ODP diusir oleh tetangganya.

"Ini sudah kejadian di salah satu kampung di Solo, warga yang ODP malah dihakimi warga lain dan diminta pergi (diusir).

Padahal beliaunya memang bekerja di rumah sakit, dan menurut hasilnya dinyatakan negatif," tulisnya.

Terkait dengan hal itu, Psikolog Anak dari Yayasan Parktik Psikolog Indonesia, Adib Setiawan memberikan komentarnya.

Ia mengimbau, masyarakat untuk tidak melakukan hal itu kepada petugas medis yang saat ini tengah menangani pasien corona.

Menurutnya, petugas medis saat ini punya tugas yang tak mudah.

Mereka adalah garda terdepan dalam menangani wabah corona.

"Sebaiknya masyarakat jangan seperti itu ya, karena perawat dan dokter ini kan garda terdepan dalam menangani wabah corona."

"Artinya kan setiap manusia kalau sakit kan membutuhkan dokter, sebaiknya jangan seperti itulah masa diusir-usir."

"Kan kita nggak ada yang tahu siapa yang akan sakit, nah ketika sakit, sebaiknya ditolong dan yang menolong itu kan ya rumah sakit," ungkap Adib saat dihubungi Tribunnews.com melalui sambungan telepon, Kamis (26/3/2020).

Menurut Adib, yang harus dilakukan masyarakat saat ini adalah tetap tinggal di rumah.

Hal itu harus dilakukan untuk menekan penularan virus corona dan membantu meringankan tugas tenaga medis di rumah sakit.

"Masyarakat mau nggak mau harus ada di rumah, mengurangi keluar rumah," ujarnya.

Adib mengatakan, negara maju seperti Amerika Serikat, Spanyol dan Italia saja bisa kewalahan dengan virus ini.

Maka dari itu peran masyarakat untuk tetap di rumah adalah hal yang paling penting saat ini.

"Kita ketahui New York aja kewalahan menghadapi virus ini, dan banyak, Italia, Spanyol, negara-negara maju aja kewalahan menghadapi ini," jelas Adib.

Adib menjelaskan, dengan tetap di rumah saja itu artinya masyarakat telah mengulur waktu agar yang sakit bisa disembuhkan lebih dahulu.

Baca: Cegah Corona, Ini Panduan Jaga Jarak dan Tetap Sehat di Tempat Umum

Baca: Reisa Broto Asmoro Sebut Masyarakat Punya Peran Penting Cegah Corona, Ini yang Harus Dilakukan

"Karena kalau yang sakit banyak yang jelas rumah sakit itu tidak bisa menampung."

"Makanya dengan di rumah ini kan sebenarnya mengulur waktu biar yang sembuh banyak dulu."

"Sehingga orang-orang yang terjangkit sakit ini bisa gantian masuk ke rumah sakit nantinya," jelasnya.

Ia menegaskan, secara teori memang wabah ini tidak bisa dihindari.

Namun, wabah ini bisa diperlambat untuk menyiapkan fasilitas kesehatan secara masal.

"Artinya pemerintah secara berani menyiapkan fasilitas kesehatan yang berkualitas seperti itu."

"Supaya menampung baik kualitas dan kuantitasnya pun juga diperbanyak, sambil masyarakat tetap tinggal di rumah," terangnya.

Ia mengimbau, agar semua masyarakat untuk tetap tenang dalam menghadapi situasi ini.

"Tentunya setiap orang perlu bersabar, perlu tenang, jangan main hakim sendiri," ungkapnya.

Ia juga berpesan agar masyarakat tidak main hakim sendiri dengan mengusir atau menstigma negatif para tenaga medis.

"Sebaiknya tenang, jangan main hakim sendiri."

"Namanya perawat ataupun dokter kan dia pulang ke rumahnya, kan hak dia sebagai yang punya rumah."

"Masak ngusir-ngusir, emang rumah punya masyarakat, kan bukan ."

Baca: Ciri dan Gejala Corona Baru: Hilangnya Indra Perasa dan Penciuman Bisa Jadi Tanda Hidden Carrier

"Itu kan rumah si dokter, si perawat ya artinya gimana caranya istilahnya yang kedua adalah jaga jarak aman," jelasnya.

Ia mengatakan, yang perlu dilakukan para petugas medis setelah pulang ke rumah adalah dengan menjaga jarak aman dan tidak melakukan kontak jarak dekat dengan orang sekitar.

"Karena sudah bersinggungan dengan pasien positif corona tentunya perawat sama dokter perlu jaga jarak dengan masyarakat, itu yang perlu diantisipasi," jelasnya.

Sesuai aturan yang telah ditetapkan pemerintah dalam menghadapi wabah ini, semua orang yang melakukan kontak dekat dengan pasien corona memang harus melakukan isolasi diri.

"Karena setiap orang yang telah berinteraksi dengan pasien terkena corona wajib mengarantina 14 hari."

"Itu berlaku untuk smeua orang baik itu dokter, perawat mau pejabat mau siapapun itu berlaku," jelasnya.

Untuk masyarakat yang mengalami kecemasan atau panik dengan adanya wabah virus corona, bisa melakukan konsultasi secara gratis dengan para psikolog di Yayasan Praktik Psikolog Indonesia (YPPI).

YPPI adalah lembaga klinik psikologi yang beralamat di Jalan Veteran Nomor 1, Bintaro, Jakarta Selatan, klinik cabang berada di Puri Bintaro Hijau Block C Nomor 6, Pondok Aren, Tangerang Selatan.

Baca: Kenali Gejala Corona, Batuk hingga Sesak Napas dan Cara Pencegahan

Menangani berbagai masalah psikologis mulai dari depresi atau kesedihan, panik, kecemasan/ketakutan, stress.

Karena sosial ekonomi sebagai dampak situasi terkini dan masalah-masalah lainnya dimana tele-counseling dilakukan dengan metode:

- Cognitive Behavior Theraphy

- Client Center Theraphy

- Hypnotherapy

Catatan:

Untuk metode Hypnotheraphy diperlukan dengan ditemani 1 orang dewasa bisa orang tua atau suami/istri atau saudara.

Layanan tele-counseling gratis bagi yang kurang mampu dibuktikan dengan video call kondisi rumah dan alamat KTP.

Tele-Counselling via Video Call Wa / Zoom / Telp.

Contact dan Informasi:

Adib Setiawan, S.Psi., M.Psi

Whatsapp

http://wa.me/6285717919690/

http://wa.me/6281212493404/

Telp 021.2756 3512

(Tribunnews.com/Nanda Lusiana Saputri)

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini