Laporan Wartawan Tribunnews.com, Rina Ayu
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tercatat hingga akhir Maret 2020, sebanyak 94.416 jemaah telah melunasi Biaya Perjalanan Ibadah Haji (Bipih).
Jumlah tersebut terdiri dari 88.461 jemaah dengan pelunasan tatap muka (teller) dan 6.071 orang melunasi secara non teller.
Adapun lima provinsi dengan jumlah pelunasan terbanyak adalah Jawa Barat (21.596 jemaah), Jawa Timur (16.292), Jawa Tengah (12.914), Banteng (5.437), dan DKI Jakarta (3.890).
Kuota haji Indonesia tahun ini berjumlah 204ribu, terdiri dari 203.320 kuota haji reguler dan 17.680 kuota haji khusus.
Baca: Arab Saudi Minta Umat Muslim Tunda Ibadah Haji Tahun Ini
Baca: Arab Saudi Minta Calon Jemaah Haji Sabar Tunggu Keputusan Pembukaan Haji Terkait Pandemi Covid-19
Baca: Jenazah Pasien Corona Pindah Pemakaman hingga 4 Kali, Ini Kata Ganjar Pranowo hingga Bupati Banyumas
Kuota haji reguler terbagi menjadi tiga, yaitu 199.518 untuk jemaah haji reguler tahun berjalan, 2.040 prioritas kuota jemaah haji lanjut usia, 1.512 untuk kuota petugas haji daerah, serta 250 petugas pembimbing ibadah KBIHU.
"Sampai saat ini belum ada petugas haji daerah (PHD) maupun pembimbing ibadah dari Kelompok Bimbingan Ibadah Haji dan Umrah (KBIHU) yang melakukan pelunasan," ujar Direktur Pelayanan Haji Dalam Negeri Muhajirin Yanis di Jakarta, Rabu (1/4/2020).
Sebelumnya, Kemenag membuka pelunasan Bipih tahap pertama sejak 16 Maret-19 April dan diperpanjang menjadi 30 April 2020.
Jika sampai penutupan tahap pertama masih ada sisa kuota, maka akan dibuka pelunasan tahap kedua dari 12-20 Mei 2020.
Kemenag juga diketahui memperpanjang masa pelunasan non-teller hingga 21 April, sebagai upaya Kemenag mencegah penyebaran virus Korona atau Covid-19.
"Sejak 27 Maret, kami terbitkan aturan pelunasan Bipih hingga 31 Maret. Setelah dievaluasi dan memperhatikan kondisi wabah Korona, mekanisme non-teller diperpanjang hingga 21 April 2020," jelas dia.
Arab Saudi Harap Umat Islam Tunggu Kepastian Ibadah Haji
Arab Saudi meminta semua pihak untuk menunggu kepastian penyelenggaran ibadah haji tahun ini.
Arab Saudi sedang fokus mengerahkan semua upaya untuk menekan penyebaran virus corona atau COVID-19.
Hal itu diungkap, Menteri Haji dan Umrah Dr. Muhammad Saleh Benten seperti dikutip dari Saudi Gazette, Rabu (1/4/2020).
Saleh menuturkan, pemerintahan Raja Salman siap menyambut dan melayani umat Islam untuk haji dan umrah.
Namun, Arab Saudi lebih ingin memastikan keselamatan dan kesehatan umat Islam terlindungi.
Baca: Kemenag Persilakan Asrama Haji di Daerah Digunakan untuk Perawatan Pasien Corona
Baca: Antisipasi Wabah Corona, Ditjen PAS Percepat Pengeluaran Napi dan Anak
"Ketika kita berbicara tentang pandemi global. Kerajaan Arab Saudi ingin melindungi kesehatan umat Islam dan warga negara kami. Kami harap semua negara muslim menunggu sampai situasi pandemi corona mereda," kata Saleh Benten.
Setiap tahunnya dua kota suci Madinah dan Makkah dikunjungi setidaknya 2,5juta umat muslim seluruh dunia untuk haji dan umrah.
Saudi diketahui memperlakukan aturan ketat untuk memerangi pandemi global itu.
Mulai dari penangguhan penerbangan domestik dan internasional, menghentikan aktivitas umrah, memberlakukan jam malam, menutup semua masjid, menghentikan layanan transportasi umum seperti taksi, bus dan kereta api, sampai pemberitahuan lebih lanjut.
Sampai hari ini, Arab Saudi mencatat 1.563 kasus positif dengan 10 kasus kematian akibat virus yang pertama kali mewabah di negara Tirai Bambu itu.