Meski Gunung Anak Krakatau mengalami erupsi sejak Jumat malam, namun menurut Hendra, letusannya relatif kecil.
"Saya kira bukan (karena Gunung Anak Krakatau). Itu terlalu jauh," kata Hendra, Sabtu
(11/4/2020).
Hendra menyebut tipikal erupsi Gunung Anak Krakatau saat ini dengan kondisi gas yang
relatif sedikit dan lebih bersifat aliran.
Erupsi Gunung Anak Krakatau lebih didominasi oleh semburan lava.
Karena itu, menurut Hendra, agak tidak mungkin kalau suara dentuman yang terdengar
oleh sebagian warga Jabodetabek itu berasal dari erupsi Gunung Anak Krakatau.
Baca: Kabar Terkini Lapas Tuminting Manado Usai Rusuh, Napi yang Minta Bebas karena Takut Corona Dipindah
Baca: PSBB di Kota Bogor Bakal Diberlakukan Minggu Depan, Apa Saja yang Dibatasi?
Baca: Geng Anarko Tertangkap, Tebar Provokasi Melalui Vandalisme Rencanakan Penjarahan 18 April di Jawa
Dentuman Tak Terdengar dari Pantai Carita
Sementara petugas di Pos Pengamatan Gunung Anak Krakatau di dekat Pantai Carita
justru tak mendengar ada suara dentuman.
"Secara instrumental tekanannya tidak terlalu besar, sehingga wajar jika tidak terjadi
dentuman di pos pengamatan di Pantai Carita. Jadi aneh juga kalau terdengar sampai
Depok dan Bogor karena yang dekat saja enggak kedengaran," katanya
Kementerian ESDM melalui laman resmi magma.vsi.esdm.go.id/ melaporkan, letusan pertama anak gunung Karakatau terjadi pada pukul 21.58 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 357 meter di atas permukaan laut.
Sementara, letusan kedua terjadi pada pukul 22.35 WIB, dengan estimasi kolom abu mencapai ketinggian 657 meter
di atas permukaan laut. Suara letusan dan abu tebal terasa hingga wilayah Kalianda, Lampung Selatan.
Hal itu membuat warga sempat keluar meninggalkan rumah untuk mengamati situasi.
Sebagian lainnya memilih mengungsi ke tempat yang lebih tinggi.
Anehnya, setelah letusan Gunung Anak Keakatau itu atau sekitar pukul 01.40 WIB hingga
lebih pukul 3.00 WIB, terdengar beberapa kali suara dentuman yang terdengar di wilayah
Bogor Jawa Barat hingga sebagian Jakarta.
Kepala BMKG Dwikorita Karnawati mengaku belum mengetahui pasti sumber atau asal
suara dentuman itu.
Namun, dari pengamatan Kepala Stasiun Geofisika BMKG di Bandung, dilaporkan tidak ada kejadian gempa signifikan pada kisaran waktu terdengarnya dentuman tersebut.