Bahkan, ia pun mengelola kios tanaman hias di Kelapa Gading, Jakarta Utara.
“Awalnya saya berjualan tanaman hias keliling dengan gerobak, lalu ada yang menawari saya mengelola taman di Mabesad, sehingga sampai saat ini,” katanya.
Roni pun berkisah bagaimana dirinya mengalami kerusakan indera penglihatannya.
Ia mengaku pernah mengalami kecelakaan yang membuatnya harus menjalani operasi dan kehilangan kemampuan untuk melihat dengan jelas.
Perasaan sedih menyelimutinya ketika Roni menceritakan kondisi anak perempuannya.
Puteri keduanya memiliki riwayat penyakit yang mengharuskan transfusi darah setiap dua bulan sekali.
“Tapi saya tidak putus asa, sebagai orang tua, saya harus berusaha karena anak itu titipan Yang Maha Kuasa,” katanya.
Ia bersyukur mendapat pekerjaan di Mabesad, sehingga dapat memenuhi kebutuhan pengobatan anaknya dan dapat membiayai pendidikan anak ketiganya di pondok pesantren.
Hakroni pun menyampaikan rasa terima kasihnya kepada Kepala Staf TNI Angkatan Darat, Jenderal TNI Andika Perkasa karena masih mempercayakan pekerjaan pemeliharaan taman kepadanya.
“Saya sangat berterima kasih, masih diajak bekerja sama. Saya doakan semoga Pak Andika diberikan keberkahan, dan dijauhkan dari segala penyakit,” ucapnya.
Sementara itu, Dandenma Mabesad Kolonel Czi Jamallulael, berbagi pengalaman tentang kinerja Hakroni selama memelihara taman di Mabesad.
Menurutnya, Hakroni memiliki tanggung jawab yang besar serta komunikatif dalam menerima arahan dari Mabesad.
“Pak Roni punya kemampuan, walaupun bukan hasil sekolah bidang pertamanan, tapi beliau punya skill, sehingga apabila dikasih pengarahan, diberi konsep, beliau bisa mengerjakan, dan hasilnya sudah bagus sekali,” ujar Kolonel Czi Jamallulael.
Atas kinerjanya yang mumpuni, Kasad Jenderal TNI Andika Perkasa memberikan apresiasi kepada Hakroni, sehingga dipercaya untuk merawat taman di seluruh area Mabesad.