TRIBUNNEWS.COM - Gubernur Jawa Tengah, Ganjar Pranowo akan memberikan bantuan kepada warga Jawa Tengah yang tinggal di DKI Jakarta.
Dana bantuan akan diberikan bagi mereka yang ekonominya melemah dalam masa pandemi corona ini.
Ganjar juga berterima kasih kepada warga Jawa Tengah yang tetap tinggal di Jabodetabek dan memilih untuk tidak pulang kampung.
"Bapak ibu warga Jawa Tengah yang berada di Jakarta, Bogor, Depok dan Bekasi saya ucapkan terima kasih kepada kalian yang memutuskan tidak mudik hingga pandemi ini berakhir," ujarnya.
Ia menjelaskan dalam pemberian bantuan ini telah berkomunikasi dengan pihak-pihak terkait seperti Menteri Sosial, Gubernur DKI Jakarta dan Gubernur Jawa Barat.
"Saya telah berkomunikasi dengan Menteri Sosial, Ari Batubara lalu berkomunikasi dengan Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan dan Gubernur Jawa Barat Ridwan Kamil."
"Sebagai bentuk tanggungjawab pemerintah terhadap warga terdampak di wilayah PSBB, bapak ibu akan mendapat bantuan," ungkapnya melalui akun Instagram pribadi Ganjar @ganjar _pranowo pada Jumat (17/4/2020).
Bantuan ini akan diberikan terlebih dahulu kepada warga Jawa Tengah di DKI Jakarta dan akan dilakukan pendataan.
Baca: Anggota Komisi V DPR: PSBB Akan Sia-sia Jika KRL Tetap Beroperasi
"Nah, tahap awal yang mesti kami lakukan adalah mendata bapak ibu. Khusus untuk yang tinggal di DKI Jakarta."
"Jika panjenengan termasuk yang terkena PHK, dirumahkan, usahanya bangkrut, atau ekonominya susah hingga (maaf) tidak bisa makan, silakan melapor dan mengisi formulir pendataan di Ketua RW dimana bapak ibu tinggal sekarang," ungkap politisi partai PDIP ini.
Ganjar memberikan batas akhir pendataan ini hingga Rabu (23/4/2020) dan memberikan nomor telephone jika warga Jawa Tengah mendapatkan kesusahan ketika pendataan.
"Jika mengalami kesulitan silakan menghubungi hot Line Badan Penghubung Jawa Tengah di nomor 081295880747. Saya berharap panjenengan segera melaporkan diri Maksimal sampai tanggal 23 April 2020," ujar pria 51 tahun ini.
Menurutnya ini adalah bagian dari upaya pemerintah melindungi warganya ditengah pandemi corona dan berharap wabah ini segera berakhir.
"Ini ikhtiar kita agar panjenengan mendapatkan hak perlindungan dan bantuan dari pemerintah. Semoga bapak ibu senantiasa sehat dan mampu melalui masa pagebluk Corona ini tanpa kurang suatu apapun," ungkapnya.
Sebelumnya, Ganjar Pranowo menyatakan wilayah Jateng belum memerlukan pengajuan status Pembatasan Sosial Berskala Besar (PSBB).
Menurut Ganjar, Jawa Tengah masih cenderung landai atau menempati peringkat nomor enam tingkat kenaikan kasus virus corona ( Covid-19) di Indonesia.
Baca: Anies: PSBB Bakal Diperpanjang, Wabah Covid-19 Tak Mungkin Selesai dalam 14 Hari
Sementara, kata dia, DKI Jakarta, Jawa Barat, dan Banten dikarenakan lonjakan kasus di tiga daerah tersebut sangat tinggi.
"Belum (ajukan PSBB). Kita lagi siapkan dengan baik, agar kita mantab betul, mulai dari bagaimana percepatan persebarannya, tapi kita lebih hati-hati betul menghitung," ujarnya dikutip dari Kompas.com.
Ganjar menjelaskan, hitungan tersebut berupa dukungan atau bantuan pemerintah kepada masyarakat. Termasuk sistem logistik, transportasi umum, sampai keuangan.
"Jadi PSBB bukan tujuan, tapi mesti dihitung secara matematis, statistik secara epidemologis sehingga kita perlu pakar untuk membantu," kata Ganjar.
Selain itu, Ganjar mengaku belum ada kabupaten maupun kota di Jawa Tengah yang hendak memberlakukan Pembatasan Sosial Berskala Kecamatan (PSBK).
Saat ini pihaknya tengah mematangkan pendataan masyarakat sebagai salah satu skenario teknis pemberian bantuan.
"Sampai akhir April akan kita eksekusi soal bantuan. Agar kita menyiapkan skenarionya. Termasuk ketika kita mengajukan atau menuju PSBB, kota mana, kabupaten mana, kecamatan desa kita hitung betul," jelas Ganjar.
(Tribunnews.com/Mohay) (Kompas.com/Riska Farasonalia)