TRIBUNNEWS.COM - Menteri Badan Usaha Milik Negara (BUMN), Erick Thohir, memberhentikan Refly Harun dari jabatan Komisaris Utama PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) I.
Tidak hanya Refly, Staf Khusus Menteri BUMN, Arya Sinulingga, mengatakan Erick Thohir juga memberhentikan tiga jajaran komisaris lainnya yang ada di perusahaan tersebut,
Ketiga komisaris itu diantaranya adalah Heryadi dari jabatan Komisaris Independen, Bambang Setyo Wahyudi (Komisaris), Lukita Dinarsyah Tuwo (Komisaris).
Hanya satu komisaris yang dipertahankan yakni Winata Supriatna.
Sebagai gantinya, telah ada empat nama baru sebagai pengganti posisi-posisi tersebut.
Susunan komisaris PT Pelindo I yang baru ditempati tokoh yang memiliki latar belakang berbeda-beda.
Mulai dari institusi Kepolisian Republik Indonesia (Polri), politisi bahkan hingga akademisi.
Berikut Tribunnews sajikan profil singkat empat komisaris baru Pelindo I:
Baca: Profil Achmad Djamaludin, Perwira Tinggi TNI AL Jadi Komisaris Pelindo I Gantikan Refly Harun
1. Achmad Djamaludin
Achmad Djamaludin merupakan seorang perwira TNI AL.
Ia memulai karir militernya pada 1980 di Akademi Angkatan Laut dan lulus tahun 1984.
Di tahun 2012, Djamaludin mendapatkan tugas untuk memegang jabatan Pembantu Deputi Urusan Lingkungan Strategis Regional Kedeputian Pengkajian dan Penginderaan.
Jabatan itu diembannya selama 3 tahun.
Djamaludin juga pernah menjabat sebagai Deputi IV Bidang Koordinasi Pertahanan Negara Kementerian Koordinator Bidang Politik, Hukum, dan Keamanan RI.
Dikutip dari laman Dewan Ketahanan Nasional (Wantannas) www.wantannas.go.id, Laksda TNI Ir. Achmad Djamaludin, M.A.P pada 27 Mei 2019 resmi menjabat sebagai Sekretaris Jenderal Dewan Ketahanan Nasional (Sesjen Wantannas) ke-15 menggantikan Letjen TNI Doni Monardo.
Penetapan tersebut berdasarkan Keputusan Panglima Tentara Nasional Indonesia Nomor 554/Kep/2019 tanggal 27 Mei 2019 tentang Pemberhentian dari dan Pengangkatan dalam Jabatan di Lingkungan Tentara Nasional Indonesia.
Kini, Djamaludin dipercaya menduduki posisi Komisaris Utama Pelindo I menggantikan Refly Harun.
2. Arman Depari
Irjen. Pol. Drs. Arman Depari merupakan seorang perwira tinggi Polri yang sejak 1 Januari 2016.
Berdasarkan infomasi di laman bnn.go.id, Arman Depari mengemban amanat sebagai Deputi Bidang Pemberantasan Badan Narkotika Nasional (BNN).
Dirinya pernah menduduki posisi sebagai Direktur Reserse Narkoba Polda Metro Jaya hingga di Mabes Polri.
Selain itu, ia juga sempat menjabat sebagai Direktur Tindak Pidana Narkoba Bareskrim Polri.
Dikutip dari TribunJabar, sebelum fokus di bidang pemberantasan narkoba, Arman Depari ternyata pernah juga menjadi Kadensus 88 Polda Sumatera Utara.
Di bidang ini, ia bahkan pernah melaksanakan beberapa tugas penyidikan napi teroris di luar negeri.
Tak hanya itu, Deputi Pemberantasan BNN ini juga pernah turut membantu dan memberikan informasi hasil penyelidikan tim Ditserse Polda Metro Jaya dalam pengungkapan kasus terorisme.
Kala itu, kasus terorisme yang dimaksud yakni, yakni kasus bom Bali I, untuk menangkap Imam Samudra.
Sebelum bertugas di BNN, Arman Depari sempat menjadi Kapolda Kepulauan Riau selama kurang lebih dua tahun.
Barulah pada 2016, Jenderal garang ini menjadi Deputi Pemberantasan BNN.
Dan kini, di tahun 2020 Arman Depari ditunjuk sebagai Komisaris PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1.
Baca: Refly Harun Dicopot dari Jabatan Komut Pelindo I, Ini Penjelasan Stafsus Menteri BUMN
3. Herbert Timbo Parluhutan Siahaan
Herbert Timbo Parluhutan Siahaan lahir di Jakarta pada tahun 1959, berdomisili di Jakarta.
Beliau menempuh pendidikan di Universitas Indonesia
Berdasarkan informasikan yang disajikan PT Electronic City Indonesia Tbk di website resminya www.corp.electronic-city.com, menjabat sebagai Komisaris Independen di perusahaan ini.
Dirinya diangkat sebagai Komisaris Independen sejak 2018 berdasarkan Keputusan Rapat Umum Pemegang Saham Tahun Buku 2017 tanggal 21 Juni 2018 yang dituangkan dalam Berita Acara Rapat Umum Pemegang Saham No. 89 dari Notaris Humberg Lie.
Herbert pernah menjabat di perusahaan plat merah PT Garuda Indonesia (Persero), Tbk sebagai Komisaris Independen.
Tidak hanya PT Garuda Indonesia, jabatan Komisaris PT Citilink Indonesia juga pernah dirasakan Herbert.
Sebelumnya beliau pernah menjabat sebagai Kantor Hukum TSA, Direktur Utama Harian Jakarta dan Direktur Utama Majalah Pilar.
Terbaru, Herbert diberi tanggungjawab sebagai Komisaris Independen Pelindo I.
4. Ahmad Perwira Mulia Tarigan
Berdasarkan penulusan Tribunnews, tidak banyak diketahui perihal informasi pribadi Ahmad Perwira Mulia Tarigan.
Namun yang dapat dipastikan, dirinya merupakan seorang akademisi di Universitas Sumatera Utara (USU).
Dikutip dari laman tl.usu.ac.id, Ahmad Perwira Mulia Tarigan memiliki Nomor Induk Dosen Nasional (NIDN) 0017046604.
Ia dilahirkan pada 17 April 1966.
Jenjang pendidikan S1 Ahmad Perwira Mulia Tarigan diselesaikan di USU Medan dengan bidang keahlian Teknik Kima.
Sedangkan titel S2 dirinya peroleh di University of Florida dan gelar Doktornya di Universitas Teknologi Malaysia (UTM).
Di PT Pelabuhan Indonesia (Pelindo) 1, ia menjabat sebagai Komisaris Independen sama dengan Herbert Timbo Parluhutan Siahaan.
Baca: Refly Harun Dicopot dari Jabatan Komisaris Utama Pelindo I, Dua Kali Diberhentikan di Era Jokowi
5. Irma Suryani Chaniago
Dirangkum dari Tribunnewswiki, Irma Suryani Chaniago merupakan politisi Partai Nasdem yang juga seorang aktivis perjuangan buruh.
Irma Suryani Chaniago lahir di Metro, Bandar Lampung pada 6 Oktober 1965.
Lulus SMA, Irma Suryani Chaniago melanjutkan pendidikannya di Sekolah Tinggi Ilmu Ekonomi Indonesia (STIEI) yang ada di Jakarta.
Lulus kuliah, Irma Suryani Chaniago kemudian bekerja di Perusahaan Pelabuhan Indonesia II (Pelindo II).
Irma Suryani Chaniago kemudian dipindahkan ke anak perusahaan Pelindo yaitu Jakarta International Container Terminal (JICT) dan bekerja di sana selama 17 tahun.
Irma Suryani Chaniago masuk ke dunia politik dengan bergabung bersama Partai Nasdem.
Kini, ia dipercaya sebagai Komisaris Independen bersama Herbert Timbo Parluhutan Siahaan dan Ahmad Perwira Mulia Tarigan
(Tribunnews.com/Endra Kurniawan)