TRIBUNNEWS.COM - Politikus Partai Demokrasi Indonesia Perjuangan (PDI-P), Ruhut Sitompul menanggapi pembahasan Najwa Shihab dengan Presiden Joko Widodo (Jokowi) soal larangan mudik.
Dalam tayangan Mata Najwa Trans 7, Rabu (22/4/2020), Jokowi menyebut mudik dan pulang kampung mempunyai pengertian yang berbeda.
Pernyataan Jokowi itu lalu mengundang beragam komentar dari warganet dan sejumlah tokoh politik seperti Fadli Zon.
Baca: Prediksikan Wabah Corona bakal Berakhir pada Juli 2020, Jokowi di Mata Najwa: Saya Ingin Optimis
Baca: Respons Wamendes Soal Penjelasan Presiden Jokowi Mengenai Mudik dan Pulang Kampung
Ruhut menyebut, Jokowi bisa menjelaskan dengan baik terkait perbedaan mudik dan pulang kampung, kepada Najwa Shihab.
Mantan politisi Partai Demokrat itu pun memberi nilai sempurna untuk penjelasan Jokowi tersebut.
"Tergelincir nie ye dgn masalah Mudik & Pulang Kampung sepandai pandainya Tupai melompat sekali kali jatuh juga itulah nasib seorang pemandu acara terkenal Trans 7.
Pak Joko Widodo menjelaskan dgn baik sekali perbedaan antara mudik dan pulang kampung Aku beri angka 100 MERDEKA," tulis Ruhut Sitompul dalam akun Twitter @ruhutsitompul, Kamis (23/4/2020).
Perbedaan Mudik dan Pulang Kampung Menurut Jokowi
Sebelumnya, Najwa Shihab menyampaikan, berdasarkan data Kementerian Perhubungan, hampir 1 juta orang telah melakukan mudik.
Saat ini sekira 900 ribu pemudik telah tersebar di berbagai daerah di Indonesia.
Menanggapi pernyataan Najwa itu, Jokowi berujar mereka merupakan perantau yang pulang kampung.
Ia menyebut, para perantau tersebut pulang untuk menemui keluarganya yang tinggal di daerah asal.
Sebab, mereka tak bisa bekerja di wilayah Jakarta dan sekitarnya selama pandemi virus corona.
"Kalau itu namanya bukan mudik, itu pulang kampung. Memang bekerja di Jabodetabek, di sini sudah tidak ada pekerjaan, mereka pulang, karena anak istrinya ada di kampung," ungkap Jokowi, dikutip dari YouTube Najwa Shihab, Kamis (24/4/2020).
Baca: Keberadaan Terawan di Tengah Wabah Corona Jadi Pertanyaan Publik, Jokowi Ungkap Kesibukan Menkes
Baca: Awalnya Sangat Hati-hati, Jokowi Ungkap Alasan Pemerintah Buka Data Corona di Indonesia
Najwa Shihab lalu mempertanyakan maksud dari Jokowi yang menyebut mudik dan pulang kampung itu berbeda.
"Apa bedanya bapak, pulang kampung dengan mudik?" tanya Najwa.
Menurut Jokowi, mudik merupakan kegiatan yang dilakukan masyarakat pada Hari Raya Idul fitri.
"Kalau mudik itu di hari lebarannya, untuk merayakan hari raya idul fitri," jawabnya.
"Jadi cuma masalah waktunya saja," Najwa Shihab menimpali.
Baca: Mundurnya Belva Devara dari Staf Khusus, Sebagai Langkah Menjaga Wibawa Presiden Jokowi
Baca: Presiden Jokowi: Gotong Royong Kunci Kita Hadapi COVID-19
Jokowi kembali mengulangi, bahwa pulang kampung dilakukan oleh perantau karena ingin menemui keluarga yang tinggal di daerah.
"Kalau pulang kampung itu yang bekerja di Jakarta, tapi anak istrinya berada di kampung," jelas Jokowi.
Najwa kembali menegaskan, perbedaan dari mudik dan pulang kampung berarti hanya terletak pada waktu pelaksanaan.
Mengingat, orang yang mudik atau pulang kampung tersebut bisa membawa virus corona ke kampung.
"Tapi hanya perbedaan waktu saja, kegiatan mereka sama, mereka pulang membawa virus ke rumah itu juga sama," ujar Najwa.
Kemudian, Jokowi menerangkan kondisi dari para perantau yang menyewa rumah di Jakarta, akan lebih rentan untuk tertular virus corona.
Baca: Najwa Shihab Minta Maaf pada Jokowi saat Bahas Transparasi Data Corona: Saya Tanya Masalah Terus
Baca: Ditanya Najwa Mengapa Sikapnya Berubah soal Transparansi Data, Jokowi: Negara Manapun Tak Mampu
Selanjutnya, para perantau tersebut akan disiapkan tempat isolasi setelah sampai di daerah asal.
"Coba lihat di lapangan, di Jakarta mereka (perantau) menyewa ruangan 3x3 meter isinya 8-9 orang."
"Mereka di sini tidak bekerja, lebih bahaya mana di dalam ruangan atau pulang ke kampung, yang di sana sudah disiapkan isolasi dulu oleh desa."
"Kita harus melihat lebih detail di lapangan angka-angkanya," jelas Jokowi.
Jokowi Umumkan Larangan Mudik
Presiden Jokowi menyampaikan, pemerintah melarang semua masyarakat untuk mudik di tengah pandemi virus corona.
Ia meminta para menteri kabinet Indonesia maju untuk mempersiapkan kebijakan larangan mudik tersebut.
"Mudik semuanya akan kita larang, oleh sebab itu persiapan-persiapan yang berkaitan dengan ini harus mulai disiapkan," ujar Jokowi, dikutip dari YouTube Sekretariat Presiden, Selasa (21/4/2020).
Baca: Jokowi Bilang Mudik Beda dengan Pulang Kampung, Apa Tanggapan Sosiolog?
Baca: Pakar Sospol Soroti Pernyataan Jokowi Soal Beda Mudik dan Pulang Kampung: Bisa Jadi Bahasa Politik
Keputusan Jokowi tersebut berdasarkan hasil kajian di lapangan, yang menunjukkan banyaknya orang yang akan mudik.
"Hasil kajian di lapangan, dari survei yang dilakukan Kementerian Perhubungan, disampaikan bahwa yang tidak mudik 68 persen, yang bersikeras mudik 24 persen, yang sudah mudik 7 persen."
"Artinya masih ada angka yang sangat besar yaitu 24 persen tadi," jelasnya.
Pertimbangan selanjutnya, pemerintah juga sudah menerapkan jaring pengaman sosialnya untuk menghadapi pandemi virus corona.
(Tribunnews.com/Nuryanti)