TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Tudingan terhadap ekonom senior Rizal Ramli yang disebut anti-Tionghoa dinilai tidak berdasar dan salah alamat.
Hal itu dikatakan pengamat politik Media Survei Nasional (Median) Rico Marbun, Sabtu (25/4/2020).
"Rizal Ramli selama ini dikenal sebagai tokoh yang pluralis dan terbuka terhadap semua golongan, termasuk kalangan etnis Tionghoa. Jadi sangat aneh sekali jika dia dikatakan telah mengeluarkan pernyataan berbau rasis," kata Rico.
Menurutnya, pernyataan Rizal Ramli yang meminta Indonesia tak lagi menjadi antek China dalam forum ILC, bukanlah menyasar kepada etnis Tionghoa, namun kepada negara China (Tiongkok).
"Sejauh yang saya saksikan, pernyataan Rizal Ramli di acara ILC itu adalah kritik terhadap negara Tiongkok (China), bukan ke etnis Tionghoa," tegas Rico.
-
Baca: Rizal Ramli Nilai Pemerintah Naikkan Defisit Anggaran saat Corona: Supaya Bisa Ngutang Lebih Besar
Rico yang juga mantan Ketua BEM UI ini mengakui bahwa banyak pihak yang sampai sekarang, sulit membedakan antara negara China (Tiongkok) dan etnis Tionghoa.
Sehingga, menurutnya, kritik yang disampaikan Rizal Ramli terkait kebijakan perintah yang dianggap terlalu mengekor kepentingan negara China itu dianggap tindakan rasis.
"Masih banyak orang gagal paham membedakan istilah Tionghoa dan China (Tiongkok). Kalau China (Tiongkok) itu merujuk pada sebuah entitas negara. Sedangkan Tionghoa merujuk kepada sebuah ras atau etnis. Jadi harap lebih cerdas sedikit dalam membedakannya," pungkasnya.