Apabila memang diperbolehkan, sebut saja iya dan sebaliknya.
"Tetapi masalahnya ini dalam situasi kritis," jelas Karim.
"Harusnya komunikasipun dilakukan dalam kritis."
"Jangan menggunakan bahasa-bahasa yang multitafsir," tambahnya.
Bagi Karim, penggunaan kata-kata yang jelas dan lugas akan memberikan dampak pada masyarakat.
Di mana hal itu akan membentuk pengetahuan di masyarakat mengenai bahaya Covid-19 ini.
Dan dengan demikian, dapat juga mempengaruhi sikap masyarakat dalam mengatasi pandemi.
Karim mengatakan, memang ada hubungan antara pengetahuan yang dimiliki serta perilaku masyarakat.
"Itu penting, karena semua itu akan membentuk pengetahuan masyarakat tentang bagaimana bahayanya penyakit ini," ungkap Karim.
"Dan pengetahuan itu penting karena akan mempengaruhi sikap dia terhadap krisis ini," imbuhnya.
Selain itu, terkait pelonggaran PSBB juga harus dilihat dari kurva data virus Covid-19 di Indonesia.
Setiap harinya, juru bicara Gugus Tugas tidak pernah menyebutkan jumlah spesimen yang diperiksa per hari itu.
Baca: Lawan Corona, Startup Perikanan Ini Galang Dana untuk Pembudidaya Ikan, UMKM, dan Tenaga Medis
Baca: Presiden Jokowi Mewanti-wanti Jajarannya soal Krisis Pangan di Tengah Pandemi Corona
Ia hanya menyebutkan jumlah spesimen secara keseluruhan selama pemeriksaan berlangsung.
Tidak hanya itu, naik turunnya sebuah kurva bergantung pada jumlah spesimen yang diperiksa.