Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Seluruh masyarakat di dunia mengharapkan pandemi virus corona atau Covid-19 segera berakhir.
Namun, Helmy Yahya menilai berakhirnya pandemi akan berdampak kepada sejumlah sektor.
Helmy Yahya mengatakan bisnis di sektor pariwisata, airlines, hingga hospitality akan terancam.
"Ada beberapa bidang bisnis yang terancam ke depan terutama travel, pariwisata, airlines, restaurant, dan industri hospitality. Itu terancam," ujar Helmy Yahya dalam diskusi online bertema 'New Normal : Tatanan Hidup dengan Covid-19 ala M. Qodari', Senin (18/5/2020).
Baca: Dua Pelatih Liga 1 Miliki Kenangan dengan Mantan Arsitek Inter Milan dan Barcelona
Dia mencontohkan bioskop akan menjadi satu moda hiburan masyarakat yang terdampak.
Apabila saat penayangan film biasanya terisi penuh dengan 100 kursi, pasca corona dipastikan tak akan terisi penuh.
"Seperti apa sih bioskop nanti? Mungkin dulu 100 kursi sekarang cuma terisi 60, itu pun kalau penuh. Restaurant dulu sediakan 200 kursi sekarang cuma 100. Yang jelas target omzetnya tidak akan seperti dahulu lagi. Ini persoalan," jelasnya.
Mantan Direktur Utama TVRI tersebut juga menilai akan terjadi penurunan ekonomi.
Baca: Kreatif di Tengah Pandemi, Kakak Beradik Ghea & Ghia Rilis Dua Single Religi Sekaligus
Sehingga buying power atau daya beli menurun.
Menurutnya hal tersebut akan berdampak kepada target pajak yang tak akan tercapai karena banyak yang tak bisa membayarnya.
"Akan banyak penyesuaian dan kemudian tenaga kerja akan dibayar lebih murah di tahun-tahun setelah corona," ungkap Helmy.
Baca: Beasiswa Aperti BUMN 2020 - Bebas Biaya Kuliah di Perguruan Tinggi BUMN, Berminat?
Beberapa sektor seperti airlines mungkin akan berusaha mengurangi kerugian dengan menaikkan harga jual tiket. Namun hal tersebut menimbulkan persoalan karena daya beli masyarakat turun.
"Contohnya airlines selama ini terpaksa jual rugi, jika kalau menaikkan tiket akan menjadi persoalan karena buying power turun," kata dia.
"Tapi jangan lupa ekonomi kita sudah rusak karena perusahaan lumpuh dan kesulitan keuangan. Jadi ini yang harus kita cermati ke depannya," tandasnya.