TRIBUNNEWSWIKI.COM - Diskursus tentang demokrasi dan kebebasan berpendapat kembali ramai dipernincangkan oleh publik Indonesia ditengah masa pandemi Covid-19 ini.
Sebuah seminar yang mendiskusikan tema pemberhentian presiden dalam koridor konstitusi Indonesia di masa pandemi oleh mahasiswa UGM dengan Guru Besar Hukum Tata Negara UII yakni Prof. Dr. Nimatul Huda, S.H., M.Hum ternyata mendapat teror pembunuhan oleh pihak tak dikenal.
Mahasiswa penginisiasi seminiar dan pembicara turut mendapat teror verbal via telepon genggam berupa ancaman akan dibunuh, hingga kediaman mereka mendapat teror dari orang tak dikenal.
Sebelumnya publik juga diramaikan dengan isu kebebasan berpendapat yang lain.
Seorang jurnalis senior, Farid Gaban dilaporkan ke polisi oleh politisi PSI, Muannas Alaidid hanya karena memberi kritik terhadap kebijakan Menteri Koperasi dan UKM yang menjalin kerjasama dengan Blibli milik Djarum yang dinilai tidak mengurai masalah sebenarnya di sektor UKM Indonesia.
Publik lalu menyebut, arus kehidupan berbangsa dan bernegara terkhusus mengenai demokrasi dimasa pemerintahan Presiden Joko Widono (Jokowi) saat ini sudah tidak lagi dalam situasi menyehatkan.
Kritik dibalas dengan pelaporan ke polisi dan diskusi akademik justru diancam dengan teror pembunuhan. Alih-alih direspons dengan upaya saling bertukar dan berlawanan secara koridor intelektual, justru represi psikis dan represi konstitusional lah yang didapatkan oleh orang yang mengkritik pemerintah.
Terkait dengan pembatalan seminar, Pakar Hukum Tata Negara Universitas Gadjah Mada (UGM), Zainal Arifin Mochtar menyampaikan klarifikasinya.
Baca: Seminar di UGM Batal Akibat Teror Pembunuhan, Pengamat : Demokrasi Terkebiri di Era Presiden Jokowi
Baca: Kembali Bersuara, Refly Harun Buka Celah Buruk Era Presiden Jokowi: Pengkritik Bisa Dikriminalisasi
Baca: Walau Sebut Jokowi Orang Baik, Din Syamsuddin: Presiden Tak Kuasa Atasi Orang Buruk di Sekitarnya
Melansir dari laman TribunWow.com berjudul Klarifikasi soal Pembatalan Seminar Pengunduran Diri Presiden, Zainal Arifin: Ada Ancaman Pembunuhan, Zainal Arifin menyebut pihak panitia dan pembicara mendapatkan teror hingga ancaman pembunuhan akibat topik yang diangkat dalam seminar itu.