"Polri dinilai tidak mampu mengungkap. Saya memberikan diri untuk cerita ke Pak Kosmas," kata dia.
Selama ini, dia menutup informasi itu, atas dasar permintaan dari Rahmat Kadir.
"Rahmat cerita, jangan cerita siapapun. Selama ini, saya tidak menceritakan kepada siapapun. Hanya saya dan Rahmat yang tahu," ujarnya.
Selama memendam informasi itu, dia merasa ada yang mengganjal di hati.
"Saya menyesal ada yang mengganjal di hati saya," kata dia.
Rahmat Kadir: Beri Pelajaran
Tribunnews.com juga pernah mengabarkan, terdakwa Rahmat Kadir Maulette mengungkap alasan mengapa melakukan penyiraman air keras kepada penyidik KPK, Novel Baswedan.
Dia melakukan itu untuk memberi pelajaran kepada Novel yang dinilai telah berkhianat kepada institusi Polri.
"Saya hanya memberi pelajaran Novel. Dia pengkhianat. Yang membesarkan dia siapa? Dia bisa besar, dia bisa hebat."
"Saya tergerak memberi pelajaran, karena dia lupa diri," kata Kadir saat memberikan keterangan di ruang sidang Pengadilan Negeri Jakarta Utara, Kamis (4/6/2020).
Dia mengenal Novel Baswedan sebatas seorang anggota Polri yang ditugaskan pimpinan bertugas di KPK.
Namun belakangan, dia menilai, Novel mulai lupa diri. Hingga akhirnya memutuskan untuk meninggalkan institusi Bhayangkara itu.
Baca: Terdakwa Ronny Bugis Cerita Detik-Detik Penyiraman Novel Baswedan
Kadir melihat sikap Novel itu sebagai tindakan pengkhianatan.
"Dia keluar dari institusi. Hati saya tergerak memberi pelajaran, karena terkesan dia lupa diri," ujarnya.