News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wamenag: Upaya Mencapai Kerukunan Umat Beragama Masih Kerap Alami Gangguan

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Menteri Agama (Wamenag), Zainut Tauhid Saadi

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -Wakil Menteri Agama Zainut Tauhid Sa'adi mengatakan kegiatan pemeliharaan kerukunan umat beragama dapat tercapai berkat bantuan masyarakat sipil.

"Saya kira hal ini juga berkat kontribusi kampanye kerukunan umat beragama yang dilaksanakan secara mandiri oleh kekuatan masyarakat sipil melalui ormas keagamaan yang turut mengarusutamakan moderasi beragama," ujar Zainut melalui keterangan tertulis, Jumat (26/6/2020).

Indeks kerukunan nasional pada 2019 telah mencapai angka 73,83 persen. Meski begitu, Zainut mengatakan upaya menciptakan kerukunan ini masih kerap mendapatkan tantangan.

Hal itu dapat dilihat dari adanya kasus dan peristiwa konflik yang melibatkan umat beragama.

Baca: Politikus Demokrat Kritik Menag Tak Komitmen Bantu Dai dan Ustaz

Antara lain, konflik pendirian rumah ibadah di Bogor, Bekasi, Karimun, Tasikmalaya, dan daerah lainnya yang belum terselesaikan.

Isu lain yang berpengaruh pada kerukunan umat beragama yaitu terkait paham, aliran, dan gerakan keagamaan juga terjadi di Bandung, dan Lombok Timur.

"Tentu kita juga tidak dapat mengabaikan terjadinya konflik-konflik sosial yang melibatkan umat beragama, yang pada akhirnya juga menjadi gangguan kerukunan umat beragama," sebut Zainut.

Baca: Menag Sebut Karantina Selama 28 Hari Jadi Satu Pertimbangan Peniadaan Penyelengaraan Haji 2020

Dirinya menilai seluruh pihak agar mampu mendeteksi akar persoalannya segera teridentifikasi sehingga tidak berkembang menjadi konflik.

Masyarakat juga berharap pemerintah mampu menyelesaikan konflik agar tidak berlarut-larut dengan langkah-langkah yang diperlukan.

"Kita mendengar kritik dari berbagai pihak, misalnya dari kalangan tokoh agama, tokoh masyarakat, peneliti dan akademisi yang menginformasikan bahwa terkait konflik-konflik tersebut pemerintah masih dinilai kurang maksimal kehadirannya," pungkas Zainut.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini