Pada kesempatan yang sama, Kepala LAN Adi Suryanto mengatakan birokrasi harus terus berjalan meski menghadapi situasi sulit seperti sekarang ini.
Untuk itu, ia menilai saat ini merupakan momentum ASN untuk dapat mengembangkan kompetensi dan inovasi, bukan sebaliknya membuat ASN berdiam diri dan tidak melakukan aktifitas apapun.
“Bagaimana penularan Corona ini kita pinjam, sehingga semangat baru untuk mengeluarkan virus inovasi dalam membuat terobosan. Jika ingin menyebarkan inovasi-inovasi, bisa kita anggap seperti pandemi virus, asal ketemu orang akan terinspirasi untuk berinovasi, akan terinfeksi untuk berinovasi,” jelasnya.
Menurut Adi, selain pelayanan pada masyarakat, pengembangan dan kompetensi bagi ASN juga tidak boleh berhenti di masa pandemi.
Keterbatasan yang ada dapat disiasati dengan menggunakan berbagai macam pendekatan dalam pengembangan kopetensi.
Salah satu yang dikembangkan di LAN disebut flexible learning, yaitu pendekatan yang pembelajarannya dapat dilakukan secara lebih fleksibel, bisa dilakukan dimana saja, kapan saja dan oleh siapa saja.
Hal tersebut menjadi menarik karena sebelumnya pelatihan pengembangan kompetensi selalu dilakukan secara classical, dimana harus ada pertemuan tatap muka.
Namun dengan terobosan flexible learning menjadi pilihan tepat sebagai literasi tanggap Covid-19 dengan pengembangan kompetensi yang memanfaatkan teknologi.
Pembelajaran mikro mobil learning juga dikembangkan, dimana materi pembelajaran dengan target kompetensi yang spesifik disampaikan melalui video, melalui materi pendek.
“Mari bersinergi, jangan kalah dengan Covid-19. Covid-19 yang harus dikalahkan, kita harus bangkit kembali, harus membangun produktifitas kembali, kreatifitas, inovasi bahkan menurut saya ini momentum tepat bagi kita menemukan hal baru dalam cara kita mengembangkan kompetensi ASN,” tutupnya.