"Yang kami mau ya guru yang ada sekarang menghadapi (mengampu) siswa yang terbatas, yakni 32-36 siswa sesuai peraturan rumbel," pungkasnya.
Sebelumnya Menteri Pendidikan dan Kebudayaan (Mendikbud) Nadiem Makarim mengatakan metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan permanen seusai pandemi Covid-19.
"Mas Menteri harus menafsirkan terkait arti pembelajaran daring yang akan dipermanenkan," ujar Ramli.
"Kalau permanen tanpa tatap muka lagi ya bisa kualahan kita," imbuh Ramli.
Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Berencana Permanenkan Pembelajaran Jarak Jauh setelah Covid-19
Ramli menyebut pendidikan tidak sepenuhnya berada pada penyampaian materi.
"Pendidikan tidak 100 persen ada di sana, aspek pedagogi atau proses pembelajaran, kemampuan keilmuan mungkin terpenuhi," ujarnya.
Akan tetapi dari sisi pendidikan dan pembangunan karakter, pembelajaran daring dinilai sangat kurang.
"Bahkan bisa disebut tidak ada," kata Ramli.
Menurut Ramli, kelas daring atau virtual school bisa dilakukan untuk mengatasi keterbatasan ruang kelas.
Baca: Mendikbud Nadiem Jelaskan Kriteria Pernikahan Massal antara Pendidikan Vokasi dengan Industri
Ungkapan Nadiem Makarim
Sebelumnya Mendikbud Nadiem Makarim mengatakan, metode pembelajaran jarak jauh nantinya bisa diterapkan permanen usai pandemi Covid-19.
Dilansir Kompas.com, analisis Kemendikbud mengungkapkan pemanfaatan teknologi dalam kegiatan belajar-mengajar akan menjadi hal yang mendasar.
"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model. Adaptasi teknologi itu pasti tidak akan kembali lagi," kata Nadiem dalam rapat kerja bersama Komisi X DPR, Kamis (2/7/2020).
Nadiem dalam raker tersebut mengatakan, pemanfaatan teknologi ini akan memberikan kesempatan bagi sekolah melakukan berbagai macam modeling kegiatan belajar.