Aksi masyarakat setempat merupakan bentuk protes terhadap dugaan ketidak transparan pembagian bantuan langsung tunai (BLT) bersumber dari dana desa (DD).
Protes warga pun berlanjut hingga meminta pengunduran diri kepala desa.
Alhasil, warga Desa Mompang Julu, memblokir jalan lintas Sumatera (Jalinsum) dengan membakar ban bekas.
Tidak hanya itu, informasi yang berhasil didapat Tribun Medan pada Senin malam, aksi protes warga berujung pembakaran dua unit mobil dan satu unit sepeda motor.
Baca: Ricuh BLT Covid-19 di Madina, Dana Rp 600 Ribu Jadi Rp 200 Ribu hingga Mobil Wakapolres Dibakar
Baca: Ricuh di Madina saat Demo Sembako, Mobil Wakapolres Dibakar Warga
Di mana satu di antaranya merupakan mobil milik Wakapolres Madina.
Terkait kabar tersebut, Kapolres Madina AKBP Horas Silalahi yang dihubungi Tribun Medan melalui WhatsApp membenarkan terjadi pembakaran mobil dan sepeda motor.
"Mobil yang terbakar milik Wakapolres dan mobil sedan milik sipil, serta ada satu unit sepeda motor," ungkapnya.
AKBP Horas Silalahi menuturkan dugaan permasalahan yang terjadi di duga terkait tuntutan kades untuk mundur.
"Tuntutan kades untuk mundur," jelasnya.
Untuk tetap menciptakan suasana aman, aparat gabungan dari TNI dan Polri diterjunkan ke lokasi.
Dari informasi yang berhasil dihimpun, aksi sempat memanas hingga menimbulkan enam personel kepolisian menjadi korban.
Dalam orasi beberapa mahasiswa menjelaskan bahwasanya Kepala Desa Mompang Julu Kecamatan Penyabungan, diduga tidak transparan dalam pengolahan Dana Desa serta diduga terjadi praktek KKN terhadap kebijakan yang telah dilakukan.
Warga meminta klarifikasi dan informasi Kepala Desa Mompang Julu, Hendri Hasibuan tentang Dana Desa Anggaran TA 2018 - 2020.
Baca: 6 Polisi Terluka saat Demo Tuntut Kepala Desa Lengser di Madina, Ada yang Luka Robek di Kelopak Mata
Baca: Suasana Mencekam Aksi Tuntut Kepala Desa Lengser, Massa Kalap Sampai Bakar Mobil Wakapolres Madina
Ketika tidak bisa mengklarifikasi semua dugaan yang tercantum, maka warga minta kades mundur dari jabatannya.