News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pro Kontra RUU HIP

Berkah di Balik Polemik RUU HIP, Mereka yang Awalnya Pro-Negara Agama Kini Jadi 'Jubir' Pancasila

Penulis: Hasanudin Aco
Editor: Dewi Agustina
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Cendekiawan Muda Nahdlatul Ulama (NU) yang juga politisi PDI Perjuangan Zuhairi Misrawi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Baitul Muslimin Indonesia (Bamusi) Zuhairi Misrawi menyatakan rasa syukurnya atas berkah baru di tengah perdebatan RUU Haluan Ideologi Pancasila (HIP) dimana kelompok yang sebelumnya dikenal sebagai pro-negara teokrasi, kini berubah menjadi pendukung Pancasila.

Hal ini semakin menguatkan bukti Pancasila menjadi pemersatu bangsa.

Gus Mis, sapaan akrabnya, menyatakan perdebatan yang mengemuka di publik perihal RUU HIP menimbulkan berkah yang tidak terduga sebelumnya.

Bahwa pada akhirnya publik makin membincangkan pentingnya Pancasila.

"Kami merasa bangga dan bersyukur, bahwa pada akhirnya mereka yang selama ini selalu menggaungkan ideologi khilafah dan negara pro-teokrasi, yang secara terbuka menyatakan berseberangan dengan Pancasila, mereka justru semakin lantang menjadi 'juru bicara Pancasila' di ruang publik," kata Gus Mis, Minggu (5/7/2020).

Baca: Syarief Hasan: Demokrat Konsisten Menolak RUU HIP dan Supaya di keluarkan dari Prolegnas DPR RI 2020

Baca: Bamsoet: PBNU Minta RUU HIP Dihentikan dan Usul agar BPIP Diberi Payung Hukum Yang Lebih Jelas

Teokrasi adalah dimana negara menganggap bahwa konstitusi, ideologi serta peraturan lainnya ialah berdasarkan nilai-nilai keagamaan.

Salah satu contohnya adalah Arab Saudi yang merupakan negara monarki absolut dan ideologinya menggunakan nilai-nilai ajaran agama Islam.

Belakangan ini, kata dia, sejumlah kelompok seperti Persaudaraan Alumni 212 dan bekas ormas Front Pembela Islam (FPI) memang kerap turun ke jalan bersuara tentang Pancasila dalam polemik RUU HIP.

Mereka membangkitkan lagi isu komunisme dan secara khusus menyerang PDI Perjuangan (PDIP).

Gus Mis melihat aksi itu dari sisi lain.

Yakni soal perubahan ide yang mendukung teokrasi, yang jelas bertentangan dengan Pancasila dan kini malah mempromosikan Pancasila.

"Hal ini merupakan berkah Tuhan pada negeri ini, sehingga tugas kita selanjutnya adalah membumikan Pancasila agar dapat mewarnai seluruh kehidupan berbangasa dan bernegara," kata Gus Mis, lulusan Al Azhar Kairo itu.

Baginya, kita harus optimistis bahwa Pancasila merupakan ideologi pemersatu bangsa yang akan membawa negeri ini pada kemajuan dan kesejahteraan.

"Selama kita berpijak pada Pancasila, kita akan mempunyai masa depan yang cerah dalam mewujudkan Trisakti Bung Karno, yaitu kedaulatan politik, kemandirian ekonomi, dan berkepribadian dalam kebudayaan," ucapnya.

Baca: Polemik RUU HIP, Secara Jelas Yudi Latif Sebut Bermasalah dan Tidak Disusun dengan Serius

Baca: Fraksi PKS DPR: Pemerintah Plin-plan Menyikapi RUU HIP

Sementara PDI Perjuangan sendiri, lanjut Gus Mis, merupakan Partai yang selama ini terdepan dalam mengukuhkan dan membumikan Pancasila, sebagaimana termaktub dalam pembukaan Undang-Undang Dasar Tahun 1945.

Setiap kader partai mempunyai latar belakang dari berbagai agama, suku, dan bahasa, dan berada dalam satu rampak barisan untuk menjadikan Pancasila sebagai titik-temu dan kekuatan bersama dalam membangun negeri ini.

"Sebab itu, nasionalisme para kader yang menginspirasi perjalanan negeri ini sangat kokoh karena bersumber dari keyakinan dan pemahaman yang utuh terhadap Pancasila," kata Gus Mis.

Gus Mis mengatakan pihaknya berterima kasih kepada Majelis Ulama Indonesia (MUI), Nahdlatul Ulama (NU), Muhammadiyah, dan Majelis Agama-Agama lainnya yang selalu memberikan bimbingan, arahan, dan inspirasi agar Pancasila semakin kokoh dan berdiri tegak sebagai ideologi bangsa.

"Pancasila merupakan pelita yang akan menerangi negeri ini, yang akan membawa kerukunan dan kedamaian, serta mampu mewujudkan keadilan sosial," katanya.

Di sisi lain, Gus Mis mengatakan dirinya sangat menyayangkan adanya pihak-pihak yang masih cenderung memainkan kartu politik, khususnya Partai Keadilan Sejahtera (PKS) dan Partai Demokrat (PD) dalam perdebatan mutakhir.

"Kita sejatinya mempunyai kearifan dan kebijaksanaan dalam berdemokrasi, bahwa di tengah pandemi ini kita membutuhkan gotong-royong dari berbagai lapisan masyarakat, sehingga kita mampu bangkit dan fokus pada upaya memajukan negeri," kata Gus Mis.

"Mari kita jadikan Pancasila sebagai pedoman dalam tindakan politik kita di tengah pandemi," ujar Gus Mis menambahkan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini