Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Guru dan Tenaga Kependidikan (GTK) Kemendikbud Iwan Syahril memastikan peran guru tidak akan tergantikan dalam konsep pembelajaran jarak jauh permanen dan hybrid.
Menurut Iwan, teknologi hanya akan menjadi media untuk membantu dalam pembelajaran, yang tidak akan menggantikan peran guru.
"Tentunya yang paling penting adalah peran guru tidak akan tergantikan. Teknologi tetap hanya sebuah alat," ujar Iwan dalam Bincang Sore Kemendikbud secara daring, Senin (6/7/2020).
Baca: Pimpinan DPRD DKI: Bantuan bagi Siswa Miskin Sekolah di Swasta Bisa Jadi Solusi Tepat
Baca: Lapor Diri PPDB DKI Jakarta 2020 SMA/SMK Jalur Zonasi untuk Bina RW Sekolah Ditutup Hari Ini!
Baca: Sekolah Piagam Sebagai Solusi Kekisruhan PPDB
Iwan mengatakan kompetensi dan kualitas guru dalam memberikan pembelajaran tetap akan menjadi penentu efektivitas pembelajaran kepada para siswa.
"Tetap kuncinya itu adalah bagaimana kualitas atau kompetensi dari para pendidik untuk kemudian memanfaatkan teknologi sehingga bisa menciptakan pembelajaran yang efektif kepada murid-muridnya," kata Iwan.
Menurut Iwan, sebaiknya para guru tidak perlu merasa takut dalam memanfaatkan teknologi untuk pembelajaran.
Dirinya menilai wajar jika ada kesulitan pada guru-guru dalam mengadopsi teknologi untuk pembelajaran. Iwan mengatakan Kemendikbud terus melakukan upaya peningkatan kapasitas guru dalam melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Sehingga memang yang namanya belajar pada tahap awal tentunya masih banyak gagap-gagap gitu ya, tapi komitmen kami untuk bagaimana guru tidak merasa ragu asing tidak takut lagi memanfaatkan kecanggihan teknologi," ucap Iwan.
Seperti diketahui, Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim mengatakan pihaknya membuka wacana mempermanenkan sistem pembelajaran jarak jauh (PJJ) meski pandemi Covid-19 telah berakhir.
"Pembelajaran jarak jauh, ini akan menjadi permanen. Bukan pembelajaran jarak jauh pure saja, tapi hybrid model," kata Nadiem saat rapat dengan Komisi X DPR secara virtual, Jakarta, Kamis (2/7/2020).
Nadiem mengaku telah membuat satu tim khusus untuk memaksimalkan sistem PJJ.
"PJJ ini masih banyak belum optimal, jadi ada satu tim khusus dari Balitbang kami yang sedang merumuskan bagaimana mereformasi atau melakukan perubahan kurikulum selama masa PJJ," kata Nadiem.