TRIBUNNEWS.COM - Rencana Kementerian Pertanian (Kementan) yang akan memproduksi massal kalung aromaterapi berbahan dasar ecucalyptus menuai polemik.
Pasalnya, Kementan mengklaim kalung tersebut sebagai kalung antivirus corona.
Hal itu lantas menimbulkan beragam komentar dari banyak pihak.
Sherina Munaf
Rencana Kementan memproduksi massal kalung aromaterapi ecucalyptus sebagai antrivirus corona mendapat sorotan dari penyanyi Sherina Munaf.
Melalui akun Twitter pribadinya, Sherina mempertanyakan kalung yang diklaim bisa menjadi antivirus corona.
Walaupun sempat salah menyebut Covid-19 sebagai virus, Sherina kemudian memperbarui unggahannya dan mengatakan bahwa virus penyebab Covid-19 adalah SARS-CoV-2.
Namun, menurut Sherina tetap saja konteksnya adalah virus tersebut bukan nyamuk yang bisa diusir dengan eucalyptus.
Baca: 9 Manfaat Eucalyptus, Bahan Pokok Kalung Antivirus Corona: Redakan Batuk - Kontrol Gula Darah
"Tetap bukan nyamuk. Ditunggu jurnal ilmiah kalung eucalyptus VS Covid-19-nya," tulis akun @sherinasinna, seperti dikutip dari Kompas.com.
Atas cuitannya tersebut, Sherina siap blunder jika nantinya memang benar terbukti manfaatnya.
"Saya terima kalau saya blunder. Semoga nyawa tidak melayang karena takhayul yang diilmiahkan," tulisnya.
Menko PMK
Menteri Koordinator Bidang Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (Menko PMK) Muhadjir Effendy mengingatkan Kementan agar hati-hati sebelum menyebarluaskan kalung antivirus corona.
Baca: Klaim Kalung Anti Corona Berbahaya Jika Masyarakat Terlanjur Percaya dan Acuhkan Protokol Kesehatan
Muhadjir mengatakan, perlu ada pengujian secara klinis untuk membuktikan efektivitas penggunaan kalung antivirus yang dimaksud.
"Penting, jangan sampai kalau itu belum teruji secara klinis, belum teruji secara ilmiah, jangan segera disebarluaskan, didiseminasikan," ujar Muhadjir, seperti dikutip dari Kompas.com.
"Karena kalau sampai tidak cocok dengan apa yang diperkirakan, itu bisa memiliki dampak yang tidak baik," imbuhnya.
Muhadjir menyebut, pihaknya mendukung setiap upaya yang dilakukan berbagai pihak guna mengatasi pandemi Covid-19.
Upaya itu mulai dari penelitian antivirus hingga penemuan vitamin, obat, dan ramuan herbal yang diyakini dapat meningkatkan daya tahan tubuh.
Selain itu, berbagai jenis peralatan yang diklaim dapat membunuh virus corona.
Baca: Kementan: Kita Tidak Overclaim, tapi Secara Laboratorium Kalung Ini Berpotensi Membunuh Virus Corona
"(Namun, sebelum) itu perlu ada kajian yang mendalam, bisa dipertanggungjawabkan secara akademik, secara ilmiah."
"Itu kan tidak bisa serta merta. Ada masa uji coba, masa evaluasi, bagaimana respons, dan itu harus teliti secara cermat," jelas Muhadjir.
Tanggapan Menkes
Menteri Kesehatan Terawan Agus Putranto mengaku, belum mengetahui detail soal kalung tersebut.
"Mengenai kalung dan sebagainya saya malah belum terlalu mempelajari isinya apa," kata Terawan seperti dilansir Kompas.com.
Terawan mengatakan, jika kalung tersebut dapat memperkuat kondisi psikologi dan mental masyarakat yang mempercayainya, maka hal itu tidak menjadi masalah.
Baca: Soal Kalung Antivirus Corona, Komisi IV DPR Minta Kementan Fokus ke Peningkatan Kesejahteraan Petani
Menurut dia, dalam menghadapi Covid-19 kesehatan tubuh saja tidaklah cukup.
Tetapi, mental dan kesehatan jiwa juga harus kuat dan sehat.
"Yang penting adalah kalau itu (kalung) bisa membuat secara psikologis dan mentality itu percaya dan yakin, ya imunnya naik menghadapi situasi Covid ini."
"Kan bukan sekedar badan sehat saja tapi mental harus sehat sehingga imunnya baik," ungkap Terawan.
Respons Kementan
Diberitakan Tribunnews.com, Kepala Badan Litbang Pertanian, Fadjry Djufry mengatakan, kalung antivirus corona yang dikeluarkan oleh Kementan, bukan laung biasa.
Menurutnya, kalung berbasis ecucalyptus itu, memiliki kandungan yang sama seperti produk inovasi antivirus lainnya dari Kementerian Pertanian.
Baca: Politikus PKS Khawatir Kalung Antivirus Corona Buatan Kementan Jadi Bahan Tertawaan Dunia
"Kalung ini memang berbeda dari kalung biasa, isi kalung aroma terapi eucalyptus sama dengan isi di roll on," kata Fadjry seperti dikutip dari siaran langsung YouTube KompasTV, Senin (6/7/2020).
Fadjry sebagai kepala laboratorium yang mengembangkan produk-produk tersebut menekankan, bahwa tidak ada klaim antivirus.
"Ini kan aksesoris kesehatan, kita bisa hirup, dan secara laboratorium bisa membunuh virus corona di sekitar kita."
"Kita tidak overclaim, memang izin dari BPOM tidak menyebut antivirus, karena memang harus melalui tahapan," jelasnya.
Meski demikian, pihaknya yakin kalung tersebut mempunyai potensi untuk membunuh virus corona.
Baca: Politikus PDIP Minta Kementan Tunjukkan Basis Riset Kalung Anti-corona
Ia menambahkan, untuk melakukan uji klinis kalung antivirus corona ini membutuhkan waktu yang cukup lama.
Untuk itu, pihaknya meminta sejumlah pihak untuk memberi saran, bukan memperdebatkannya.
"Saya sampaikan terima kasih, yang salah kita luruskan, saya menerima kritik dan saran apa yang harus kita perbaiki," imbuhnya.
(Tribunnews.com/Nanda Lusiana, Nuryanti, Kompas.com/Rintan Puspita Sari/Dani Prabowo/Rahmat Rahman Patty)