TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Partai Keadilan Sejahtera (PKS) menanggapi pernyataan Amien Rais terkait kriteria menteri di tengah isu perombakan (reshuffle) kabinet.
Memang Ketua DPP PKS Mardani Ali Sera menilai, seorang menteri harus punya watak atau karakter kerakyatan di tengah pandemi virus corona (Covid-19).
"Saat krisis sekarang people oriented jadi karakter," ujar anggota DPR RI ini ketika dihubungi Tribunnews.com, Senin (6/7/2020).
Selain itu kata dia, sosok menteri perlu punya kompetensi dan kemampuan teknokrasi dan mengajukan solusi yang bisa segera dieksekusi untuk membantu masyarakat di saat krisis seperti terjadi sekarang.
"Saat krisis sekarang yang diperlukan Menteri yang punya kompetensi dan leadership kokoh. Kemampuan teknokrasi dan mengajukan solusi yang workable dan detail jadi syarat utama," jelasnya.
Baca: Amien Rais Beri Kriteria Menteri, PPP: Meski Profesor Kalau Bukan Presiden Nggak Punya Kewenangan
Dengan kebiasaan Presiden Jokowi turun ke daerah, menurut dia, mestinya semua Menteri menindak lanjutinya dengan membuat kebijakan yang dapat menjaga warga paling lemah dalam masa Covid-19 ini.
Dengan demikian kata dia, kehidupan masyarakat bisa terjaga dan tidak makin terpuruk.
Hal itu kata dia, hanya bisa terealisasi, jika menteri memiliki karakter kerakyatan.
Amien Rais Bicara Kriteria Menteri
Amien Rais mengusulkan kriteria menteri jika Jokowi benar-benar akan lakukan perombakan kabinet.
"Saya melihat kelemahan dari kabinet Pak Jokowi yang sekarang ini, pada periode keduanya, itu memang banyak menteri-menteri itu, yang saya kira ya, maaf, tidak begitu paham dengan kehidupan rakyat yang kembang kempis, yang betul-betul kehidupannya itu sangat berat," ujar Amien Rais, seperti dikutip Tribunnews.com dari video yang diposting dalam akun Instagram pribadinya @amienraisofficial, Jumat (3/7/2020).
Sosok-sosok yang punya hati dan watak kerakyatan lah menurut Amien Rais, seharusnya dipilih Jokowi untuk menggantikan para menteri yang saat ini menjabat.
"Kalau mau tolong dicari orang-orang dari parpol dari kalangan apa swasta yang lain selain kampus tapi yang kira-kira memang punya watak kerakyatan yang menjalani hidupnya Itu posisinya itu bukan untuk memperkaya diri," jelas Amien Rais.
Karena menurut Amien Rais, para menteri yang kini duduk di kursinya kurang bisa merasakan dan melihat kesusahan masyarakat yang semakin terpukul saat pandemi ini.
"Mereka (para menteri-red) itu kan kehidupannya seperti di angkasa luar ya hatinya, selalu enak ya. Di zona comfort, istilahnya orang sekarang itu. Apapun dia bisa lakukan, ke luar negeri itu berkali- kali. Makannya enak di restoran, menginap di Five Star Hotel, dan lain-lain. Tiba-tiba direkrut jadi menteri-menteri yang mestinya mementingkan kepentingan bangsanya, rakyatnya lebih dahulu dari kepentingan dirinya sendiri. Saya lihat itu tidak terjadi," ucapnya.
Sementara seorang pedagang warung bernama Slamet yang bertemu dirinya harus tutup karean sudah habis modal dan keuangan makin menipis.
Teman Amien Rais, seorang anggota Kadin bercerita susahnya kehidupan sejumlah karyawannya dan ingin meminjam uang agar bisa menghidupi isteri dan anaknya.
"Karena saya sering blusukan, maka saya mendapatkan banyak sekali orang yang mau hutang ke tetangganya. Tetangganya juga mengatakan, "gimana saya juga mau utang kepada anda." Jadi antar tetangga itu sudah berat sekali," ujarnya.
Amien Rais sangat menyayangkan, jika para menteri tidak mampu melihat beratnya kondisi kehidupan masyarakat saat ini.
"Jadi, apakah ini tidak terpantau? Karena sepertinya masih santai. Sesungguhnya kan baru sekarang, Pak Jokowi dengan agak marah dan jengkel mengatakan 'tidak punya sense of crisis, bagaimana kita ini, tidak ada perasaan', segala macam. Dia sendiri kan selama ini tidak punya sense of crisis juga. Tapi setelah ini memang angka-angkanya berat sekali," jelasnya.
Belum lagi kata dia, makin meningkatnya angka pengangguran akibat PHK dan kebijakan karyawan dirumahkan oleh perusahaan selama pandemi.
"Yang dirumahkan itu lebih banyak gitu. Kalau dirumahkan itu nggak bayar pesangon," ucapnya.
Ia pun mengajak membayangkan kondisi buruh, yang wajahnya kosong.
Padahal kata dia, hidup tanpa harapan jadi hidup yang kosong juga.
Karena itu dia mengingatkan Jokowi agar jangan sampai rontok sebelum waktunya. Maka kalau memang mau reshuffle, ia meminta Jokowi tidak salah lagi memilih orang.
"Tidak ada sedikitpun ya, 'jangan-jangan Pak Amien menjagokan seseorang', tidak, sama sekali. Tapi kepentingan kita semua, kalau memang mau reshuffle, tolong dicari orang-orang dari parpol, dari kalangan swasta yang lain, kalangan kampus, tapi yang kira-kira memang punya watak kerakyatan yang mendalam, yang hidupnya itu, posisinya itu bukan untuk memperkaya diri ya seperti para pengusaha itu yang sudah salah kaprah itu. Tapi yang betul people oriented," ucapnya.(*)