Banyak kontraksi ekonomi mengerikan yang terjadi di negara-negara maju.
Menurut Jokowi, Indonesia sedikit lebih baik namun, krisis ini tetap berat.
Baca: Pimpinan MPR Temui Jokowi, Bambang Soesatyo Sebut Sempat Singgung Reshuffle, Apa Kata Presiden?
Baca: Unggah Video TikTok, Kaesang Pangarep Jadi Bulan-bulanan Netizen: Pak Jokowi Gak Mau Reshuffle Anak?
"Presiden menyampaikan sungguh-sungguh berat, bahkan Presiden mengatakan ngeri, krisis kesehatan berkemmbang jadi krisis ekonomi," tandasnya.
Setelah melontarkan candaan, Zulhas kemudian memberikan apresiasinya atas buku yang diluncurkan Saleh Daulay.
Ia berharap buku ini bisa menjadi saran dan kritikan bagi pemerintah dalam menangani wabah corona.
"Apa yang dilahirkan, kebijakan-kebijakan oleh pemerintah dan itulah tugas DPR dan itu dilakukan sangat baik oleh saudara Saleh. Kami apresiasi," ujar Zulhas.
"Saya lihat kehadiran buku ini tentu melengkapi apa yang sudah dilakukan Saudara Saleh baik dari tulisan-tulisan rapat dengar pendapat di DPR, medsos, juga kadang diundang seminar. Buku ini saya kira akan melengkapi semua," kata Zulhas.
Presiden Joko Widodo sebelumnya menyampaikan ancaman reshuffle kabinet di hadapan para menterinya saat Sidang Kabinet Paripurna di Istana Negara, Jakarta, pada 18 Juni 2020.
Informasi ini baru terungkap dalam video yang ditayangkan akun YouTube Sekretariat Presiden pada Minggu (28/6/2020).
Mulanya saat membuka rapat, Jokowi menyampaikan kejengkelannya kepada para menteri lantaran masih bekerja secara biasa saja di masa krisis seperti ini.
Padahal, Presiden Jokowi meminta ada kebijakan luar biasa untuk menangani krisis, baik itu pandemi Covid-19 dan dampaknya terhadap perokonomian.
Baca: Reaksi Prabowo saat Ditanya Reshuffle Kabinet Jokowi, Berikan Sebuah Gestur dan Ucap Satu Kata
Baca: Amien Rais Sodorkan Masukan ke Jokowi, Kriteria Menteri Jika Terjadi Reshuffle
"Langkah extraordinary ini betul-betul harus kita lakukan. Dan saya membuka yang namanya entah langkah politik, entah langkah pemerintahan," kata Jokowi.
"Akan saya buka. Langkah apa pun yang extraordinary akan saya lakukan. Untuk 267 juta rakyat kita. Untuk negara," ucap Presiden.
Menurut mantan Gubernur DKI Jakarta ini, langkah extraordinary itu bisa dalam bentuk mengeluarkan aturan tertentu, bahkan pembubaran lembaga dan perombakan kabinet atau reshuffle.
Ia lantas menyampaikan ancaman reshuffle bagi menterinya yang masih bekerja biasa-biasa saja.
"Bisa saja, membubarkan lembaga. Bisa saja reshuffle. Sudah kepikiran ke mana-mana saya," ucap Jokowi.(tribun network/mam/dod)