News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Pro Kontra RUU HIP

Ketua PA Alumni 212 Menuntut Ungkap Inisiator RUU HIP

Penulis: Mafani Fidesya Hutauruk
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Persaudaraan Alumni 212, Slamet Maarif menilai respon PDI Perjuangan berlebihan terkait pembakaran bendera partai mereka beberapa waktu lalu karena sudah sering terjadi dalam aksi.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Persaudaraan Alumni (PA) 212, Slamet Ma'arif menjelaskan tuntutan utama dari demonstran di depan gedung perlemen untuk meminta pembatalan RUU (Haluan Ideologi Pancasila) HIP.

"Kita menuntut tetap harus diungkap siapa inisiatornya di balik RUU HIP itu, ini negara hukum," ucap Slamet Ma'arif.

Ia menuntut untuk mengungkap siapa pun yang mencoba untuk memaksakan kehendak mengganti Pancasila.

"Apalagi ingin mendudukan komunis kembali, baik perseorangan atau pun kalau ada partai yang terlibat itu yang kita tuntut hari ini," ucap pimpinan Persaudaraan Alumni 212, pada Kamis, (16/07/2020).

Baca: Ketua PA Alumni 212: Gabungan Ormas yang Demo Ingin RUU HIP Dibatalkan

Pihak dari perwakilan demonstran yakni lima orang telah berhasil memasuki gedung parlemen.

"Sebetulnya kita tidak ada agenda audiensi dengan pimpinan DPR, kita akan dengarkan keputusan di DPR nanti di Paripurna," ucapnya.

Namun ia mengaku walupun tidak ada rencana untuk bertemu sebelumnya dengan pimpinan DPR pihaknya tetap memenuhi audiensi itu.

"Tapi tadi dari sekretariat meminta kita untuk bertemu dengan pimpinan DPR," ucapnya.

Oleh karena itu ia mengatakan tetap beraudensi untuk menghargai permintaan pimpinan DPR.

"Kita utus lima orang, termasuk saya masih di sini karena bergantian masuknya. Kita akan dengarkan, minta penjelasan bahwa ada kepastian tentang dicabut atau dibatalkannya RUU HIP," ucapnya.

Menurutnya pihaknya akan tetap berjuang sampai kapan pun sampai RUU HIP ini dibatalkan.

"Kita akan dengar apakah akan masuk dalam progres atau tidak, ada agendanya, kita kan ga tau apa masih dalam pembahasan," ucapnya.

Jikalau masuk dalam pembahasan hari, maka demonstran akan menunggu sampai selesai sidang.

"Tapi kalau misalnya tidak ada agenda dalam pembahasan kemudian tidak ada keputusan pencabutan kita akan akan terus bergerak dan berjuang," ucapnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini