Karena itu Banyuwangi berinisiatif menerapkan stiker tanda new normal bisnis kuliner, dan berlanjut ke hotel, rent car, destinasi, dan sebagainya.
Terkait dengan pendataan Bansos, Azwar Anas menjelaskan bahwa sejak lama Banyuwangi sudah punya program Smartkampung. Program ini memberikan banyak kemudahan dalam penanganan COVID-19, termasuk dalam pendataan penerima bantuan sosial (bansos).
Program ini, jelasnya, sudah familiar bagi semua aparat desa sehingga sudah terbiasa melakukan pelayanan publik berbasis teknologi informasi.
Maka program-program penanganan Covid-19 ini pun kami integrasikan ke Smart Kampung, mulai rumah isolasi, pemantauan pendatang, hingga penerima bansos.
Anas mencontohkan data di sistem Smart Kampung yang mengintegrasikan semua penerima bantuan, dari program pusat sampai kabupaten.
Mulai penerima PKH, BPNT, Bansos Tunai Kemensos, BLT Dana Desa, program Pemprov Jatim, jaring pengaman APBD Banyuwangi, paket nutrisi ibu hamil-menyusui, hingga program gotong royong ASN Peduli dan sebagainya.
"Semua data sumbernya dari desa, yang di-input di sistem untuk diolah sesuai kluster bantuan," jelas Anas.
Webinar Nasional kedua TMP ini pun dihibur dengan nyanyian penyanyi ibukota yang juga kader TMP Edo Kondologit.
Hadir dalam Webinar ini lebih dari 530 peserta dari berbagai daerah di Indonesia. Bahkan nampak hadir pula Duta Besar RI untuk Meksiko, Cheppy T. Wartono.
Sekjen TMP Restu Hapsari mengatakan bahwa tujuan Webinar Nasional kedua Taruna Merah Putih ini adalah untuk membantu merumuskan dan turut mengawal langkah-langkah konkret percepatan jaring pengaman sosial dari berbagai lini, seperti perlunya terobosan regulasi, skema kebijakan anggaran, efektivitas penyerapan anggaran, serta percepatan distribusi bantuan untuk jaring pengaman sosial menghadapi pandemi Covid-19.