"Saya kan ikut kontestasi, bisa menang bisa kalah. Tidak harus diwajibkan memilih saya, bisa dipilih bisa tidak. Jadi, tidak ada kewajiban mencoblos saya. Dan ini kan kontestasi bukan penunjukan," kata Gibran.
Gibran menyebut warga Solo sudah mengerti apa itu politik dinasti.
Gibran mengaku dirinya sudah blusukan dalam kurun waktu setahun terakhir di Solo.
Selama blusukan tersebut ia menyebut dirinya mendapatkan sambutan hangat dari masyarakat.
Baca: Kalau Gibran Menang di Pilkada Sentimen Akan Muncul, Kalau Kalah Citra Jokowi Ditaruh di Mana?
"Kalau di Solo ya di kota saya itu saya setiap kali bertemu dengan warga itu selalu saya jelaskan apa itu dinasti politik. Masyarakatnya sudah ngerti kok apa itu dinasti politik. Dan itu tadi, setiap kali saya blusukan warga menerima saya dengan tangan terbuka," ucapnya.
"Jadi kalau yang namanya dinasti politik itu ya di mana dinasti politiknya? saya juga bingung kalau orang-orang bertanya seperti itu," imbuhnya.
Gibran menabahkan, dirinya sudah mengetahui siapa pihak-pihak yang menggaungkan isu dinasti politik terkait pencalonannya di Pilkada 2020 ini.
Namun, Gibran tidak menyebut spesifik siapa pihak yang dimaksud.
"Jadi, kalau masih meributkan dinasti politik itu kan ya dari... Dan itu kita tahu orang-orangnya siapa. Dan yang diributkan itu-itu saja," katanya.