Titis mengatakan, ayahnya masuk rumah sakit sejak Kamis (23/7/2020).
Ajip memang menderita beberapa penyakit akhir-akhir ini, antara lain jantung dan kanker, sehingga perlu perawatan intensif di rumah sakit Tidar, Magelang.
"Bapak ada kanker, sehingga harus pemeriksaan semua. Selain kanker, ada jantung dan darah tinggi. Sabtu itu ternyata memungkinkan untuk operasi, sehingga diputuskan operasi pada hari Sabtu. Setelah operasi, ia dibawa ke kamar bangsal," tutur Titis.
Sedang Menulis Roman
Ajip Rosidi termasuk sastrawan yang tidak kenal lelah dan tak kenal menyerah dalam mendedikasikan hidupnya pada kesusastraan, baik Indonesia maupun daerah, terutama Sunda.
Bahkan di usianya yang lanjut, ia masih menulis dan menerbitkan buku.
Dadan Sutisna, sastrawan Sunda yang paling dekat dengan Ajip di masa tuanya, mengatakan, Ajip pernah terjatuh dua kali.
Ia terjatuh di rumahnya saat menuju komputer untuk melanjutkan menulis roman.
Sastrawan lainnnya, Etti RS, juga mengatakan hal yang sama.
"Roman yang ditulis Kang Ajip belum selesai, tapi sudah banyak halaman yang ditulisnya. Awalnya ia menulis sendiri, namun setelah terjatuh, dituliskan oleh anaknya, Titis," kata Etti RS yang pernah mendapat hadiah sastra Rancage untuk kumpulan sajaknya "Maung Bayangan".
Baca: Sastrawan dan Budayawan Ajip Rosidi Meninggal Dunia Usai Operasi Pendarahan Otak
Karya-karya Ajip Rosidi, baik novel, kumpukan sajak, esey sudah tak terhitung jumlahnya.
Ajip menulis dalam dua bahasa.
Pria kelahiran Jatiwangi 1938 ini tak pernah memiliki ijazah dalam hidupnya, tapi sangat sukses dengan karier kepenulisannya.
Dalam hidupnya, secara ekonomi Ajip tidak keurangan.
Di rumahnya, baik di Jakarta maupun di Pabelan, banyak lukisan karya pelukis terkenal, seperti karya Affandi, Sudjojono, Nashar, Yus Rusamsi, Hendra Gunawan, dan yang mutakhir Tisna Sanjaya.