Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sebuah mobil pick up Hilux dan sebuah minibus angkut berkapasitas 20 orang milik TNI diduga terkena ledakan dahsyat yang terjadi di area pelabuhan Beirut, Lebanon, Selasa (4/8/2020).
Komandan Pusat Misi Pemeliharaan Perdamaian (PMPP) Mayjen TNI Victor Hasudungan Simatupang mengatakan kedua mobil tersebut sedang terparkir di pelabuhan Beirut di markas Lebanese Armed Forces saat kejadian.
Menurutnya selain dua kendaraan hingga saat ini belum ada lagi fasilitas TNI yang diduga terkena dampak ledakan tersebut.
Baca: Fakta Ledakan Besar di Beirut, Lebanon: Dugaan Sumber Penyebab, Tanggapan KBRI, Hingga Jumlah Korban
Selain itu, ia belum bisa memastikan bagaimana kondisi kedua kendaraan tersebut karena saat ini di lokasi telah dipasang garis polisi.
"Belum bisa dipantau karena police line sudah ada," kata Victor ketika dihubungi Tribunnews.com, Rabu (5/8/2020).
Sebelumnya Victor mengatakan dua kendaraan tersebut adalah kendaraan operasional dari KRI Sultan Hasanuddin-366 yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTR) UNIFIL.
Baca: Pernyataan Donald Trump Soal Ledakan Beirut Dibantah Pejabat Kemenhan Amerika Serikat
Pada saat kejadian, kata Victor, KRI Sultan Hasanuddin-366 sedang sandar di Mersin Turki.
Sedangkan kapal perang yang sedang berlabuh di dekat lokasi adalah kapal perang milik Bangladesh yang juga merupakan kapal Satgas MTF.
Baca: Bintang Porno Mia Khalifa Tuding Hizbullah di Balik Ledakan Dahsyat di Beirut
"KRI (Sultan) Hasanuddin yang tergabung dalam Maritime Task Force (MTF) UNIFIL sedang sandar di Mersin Turki. Kemungkinan untuk kerugian, dua unit kendaraan operasional yang sedang diparkirkan di Pelabuhan Beirut. Kapal Satgas MTF yang sedang sandar di Pelabuhan Beirut dari Kapal Perang Bangladesh," kata Victor.
Selain itu, Victor juga mengatakan seluruh personel TNI anggota Satgas Kontingen Garuda UNIFIL dalam keadaan aman.
"Kondisi Satgas dalam keadaan Aman," kata Victor.