Ia meraih gelar Master of Arts (1992) dari St. Mary's University, Halifax, Kanada.
Baca: Guru Besar UGM Cornelis Lay Meninggal Dunia
Cornelis menjadi Staf pengajar di JPP (sejak 1987) dan peneliti pada Pusat Antar Universitas (PAU) Studi Sosial (1987- akhir tahun 1990-an).
Ia pernah menjabat Kepala Unit Penelitian Fisipol UGM dan Pembantu Dekan III Bidang Penelitian dan Kerja Sama (2008-2010).
Dia juga pernah menjabat Kepala Biro Politik dan Pemerintahan Dalam Negeri, Kantor Wakil Presiden Megawati Soekarnoputri (2000-2004).
Mantan anggota Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) yang kemudian tercatat sebagai salah satu anggota tim ahli Persatuan Alumni (PA) GMNI ini memang pengagum berat Bung Karno.
Sebagai ilmuwan, dia banyak dikenal melalui sejumlah tulisan dan komentarnya di berbagai media massa.
Pada 6 Januari 2019, Ia dikukuhkan sebagai Guru Besar Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Gadjah Mada (UGM).
Penyusun Pidato Jokowi dan Penasihat Megawati
Sementara, dikutip dari Kompas.com, selain sebagai Guru Besar Fisipol UGM, Cornelis juga dikenal sebagai Politisi Senior PDI Perjuangan.
Dalam Pemilu Presiden 2014, Cornelis dipercaya sebagai Ketua Tim Ahli dan Pakar Politik Tim Pemenangan dan Perumus Joko Widodo-Jusuf Kalla.
Cornelis juga pernah ditunjuk untuk menyusun teks pidato kenegaraan Presiden Jokowi pada pelantikan 20 Oktober 2014 lalu.
Di internal PDI-P, Cornelis Lay tidak masuk dalam struktur kepengurusan partai itu.
Namun, dia selalu berperan di balik layar sebagai orang kepercayaan dan salah satu penasihat politik bagi Megawati Soekarnoputri.
(Tribunnews.com/Daryono) (Pos Kupang) (Kompas.com/Fitria Chusna Farisa)