TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pembubaran acara pernikahan oleh oknum organisasi massa (ormas) terjadi di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Solo, Jawa Tengah, Sabtu (8/8/2020).
Dari informasi yang dihimpun Tribun, dugaan pembubaran itu bermula dari oknum ormas mendatangi lokasi kejadian sekira pukul 16.00 WIB.
Mereka sampai menutup jalanan kampung sepanjang kurang lebih 200 meter, mulai dari pintu masuk hingga ke lokasi kejadian.
Dugaan pembubaran itu bahkan terekam dalam video dan tersebar di media sosial.
Dalam video itu, terdengar pekikan sekelompok orang yang diduga hendak membubarkan suatu acara. Pekikan 'Bubar.. Bubar.. Bubar' terdengar beberapa kali dalam video tersebut.
Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai menyampaikan pihaknya mendapatkan laporan dugaan pembubaran itu sekira pukul 17.00 WIB.
"Sore mendapat informasi soal adanya kelompok intoleransi yang menggeruduk rumah salah satu warga di situ," terang Andy.
Baca: 3 Warga Terluka Saat Puluhan Orang Bubarkan Acara Keluarga di Pasar Kliwon Solo
"Itu karena adanya salah satu kegiatan yang dianggap mereka tidak sesuai," tambahnya.
Kejadian mulai memanas menjelang salat Maghrib atau sekira pukul 17.20 WIB.
Pihak kepolisian, lanjut Andy, langsung menerjunkan personel berpakaian dan bersenjata lengkap ke lokasi kejadian untuk upaya negosiasi.
"Kami langsung bergerak ke sana, kita melakukan negosiasi," ujarnya.
Oknum ormas itu sempat membubarkan diri sejenak untuk menunaikan salat Maghrib. Mereka kemudian kembali mendatangi lokasi seusai menunaikan salat Maghrib.
Pihak kepolisian lalu berusaha untuk mengevakuasi tamu-tamu yang hadir di lokasi kejadian. Oknum ormas kemudian melakukan tindakan kekerasan saat proses evakuasi keluarga dilakukan.
"Pada saat pengevakuasian itulah kelompok mereka melakukan tindakan melukai dari keluarga itu," jelas Andy.
Tamu-tamu itu kemudian menjadi sasaran penyerangan oknum ormas. Sebanyak tiga orang menjadi korban dalam penyerangan itu dan kini menjalani perawatan di RS Indriati Solo Baru Sukoharjo.
"Tadi malam kena pukul dan lempar. sehingga mengalami luka robek di kepala," terang Andy.
"Saat ini sedang dirawat," ujarnya.
Kapolsek Pasar Kliwon AKP Adis Dani Garta menjelaskan tidak hanya korban luka, sejumlah kendaraan seperti mobil mengalami kerusakan.
Rata-rata mobil mengalami pecah kaca baik depan maupun samping.
Baca: Aksi Brutal Oknum Ormas di Solo Bubarkan Pernikahan dan Maki-maki Polisi
Lantas dalam kejadian ini petugas mengamankan para tamu sebelum akhirnya terjadi perusakan dan penganiayaan.
"Kami sedang memeriksa pemilik mobil. Saat ini kami terus mengumpulkan keterangan dan memburu pelaku," ujarnya.
Kejadian itu bermula saat keluarga Almarhum Assegaf Bin Jufri menggelar acara midodareni atau tradisi doa bersama sebelum pernikahan yang digelar secara tradisi keluarga.
Namun mendadak, muncul puluhan orang yang mendatangi lokasi tersebut. Mereka yang diduga kelompok laskar atau dikenal takfiri ini berteriak takbir dan meneriaki kafir serta kalimat syiah.
"Semuanya ini Habib, acaranya Habib dan tahu sendiri Habib ini masih ada riwayat keturunan Kanjeng Nabi," jelas salah satu tokoh masyarakat.
Polisi Diolok
Suasana mencekam begitu terasa tatkala oknum organisasi massa (ormas) menghampiri salah satu rumah di daerah Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon, Kota Solo.
Begitulah yang dirasakan seorang warga sekitar yang enggan disebutkan namanya.
"Tak hanya teriaki bubar, bubar saja, tapi juga mengata-ngatai polisi," kata dia.
Oknum ormas itu mulanya berkumpul di pintu masuk kampung dari arah Jalan Untung Suropati sekira pukul 16.00 WIB. Mereka memenuhi jalan kampung hingga di depan rumah itu.
Itu dilakukan lantaran mendapatkan informasi bahwa sang empunya akan melaksanakan upacara adat yang bagi mereka tidak sesuai.
Baca: Kronologi Pembubaran Acara Keluarga di Solo hingga Buat 3 Orang Terluka, Berteriak: Bubar, Bubar
Meski kemudian didapati sang empunya rumah hanya mengadakan upacara pernikahan di rumah itu.
Polisi kemudian baru mendapat laporan adanya kejadian itu pukul 17.00 WIB dan langsung menerjunkan personel ke lokasi.
Polisi berseragam dan bersenjata lengkap terjun ke lokasi kejadian untuk bernegosiasi dengan oknum ormas itu. Mereka kemudian membubarkan diri menjelang Maghrib untuk menunaikan salat.
"Ramainya setelah Maghrib," kata warga tersebut.
Tak berselang lama, polisi kemudian berusaha mengevakuasi tamu yang hadir di lokasi kejadian. Namun, oknum ormas tiba-tiba melakukan penyerangan hingga mengakibatkan 3 orang terluka.
Ketiganya pun harus dibawa ke rumah sakit terdekat untuk menjalani perawatan lebih lanjut.
"Orang yang ke luar ada yang dihajar, kakinya patah dan dibawa ke rumah sakit," ujar warga tersebut.
Tak hanya menyasar tamu, oknum ormas juga merusak sejumlah kendaraan yang diduga milik para tamu.
Lemparan batu menghujam kaca mobil hingga ada yang retak hingga pecah.
"Perusakan terhadap 3 mobil, sampai dilempari batu," tutur warga itu.
"Kini mobilnya diamankan di kantor Polsek Pasar Kliwon," tambahnya.
Massa oknum ormas itu kemudian membubarkan diri namun suasa mencekam masih terasa hingga pukul 21.30 WIB.
"Mereka bubarnya setelah Isya, semua pada meninggalkan lokasi kejadian, meski begitu, ada satu dua personel masih berkeliling," ucap warga tersebut.
Kapolres Dipukul
Kapolresta Solo Kombes Pol Andy Rifai sempat kena pukul oknum ormas saat berusaha mengevakuasi korban di Mertodranan, Kelurahan/Kecamatan Pasar Kliwon.
"Waktu berupaya melindungi korban, mereka (oknum ormas) sempat memukul saya," kata Andy.
"Namun, saya tetap bertahan mengamankan korban," tambahnya.
Andy mengaku tidak mengingat berapa jumlah pukulan yang mengenai dirinya saat mengevakuasi korban.
"Saya tidak ingat," ujarnya.
"Waktu itu kita sampaikan korban akan ke luar rumah, tetapi pada saat perjalanan di tengah jalan dicegat dan saya berusaha melindungi korban," ujar Andy.
Baca: Detik-detik Ormas Serang Acara Pernikahan, 3 Luka, Kapolresta Solo Kena Pukul: Saya Tidak Lihat
Ketua Pimpinan Wilayah GP Ansor Jawa Tengah H Sholahuddin Aly atau Gus Sholah menyampaikan serangan tersebut sebagai bentuk main hakim sendiri.
"Kami mengecam tindakan brutal dan main hakim sendiri oleh sekelompok orang di Solo," tegas Gus Sholah.
Menurut Gus Sholah, segala persoalan mestinya diselesaikan melalui jalur hukum yang ada. Itu mengingat Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) merupakan negara hukum.
Oleh karenanya, GP Ansor mendesak pihak kepolisian untuk menindak tegas siapapun yang terlibat dalam aksi penyerangan itu.
Itu demi menjaga kepercayaan publik pada aparat penegak hukum.
"Kami mendesak kepolisian menindak tegas para perusuh itu," kata dia.
"Kami juga mendorong aparat menjamin rasa aman pada siapapun warga Indonesia untuk menyelenggarakan kegiatan adat yang tidak melanggar norma yang berlaku," tegasnya.
Terpisah, Ketua PC GP Ansor Kota Solo, Arif Sarifudin menambahkan, pihaknya prihatin dengan aksi anarkisme yang terjadi di Mertodranan itu.
"Kami mengecam tindakan anarkis ini," ucap dia.
"Kita mendorong aparat kepolisian untuk segera menindak tegas pelakunya," tambahnya.
Arif berharap masyarakat untuk tidak terpancing dengan provokasi yang diberikan pihak-pihak yang tidak bertanggungjawab.
"Kita jaga Kota Solo agar tetap aman dan kondusif, terlebih menjelang Pilkada 2020," ucapnya.(tribun network/adi/wly)