News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kemendikbud: Pembelajaran Jarak Jauh Tidak Bisa Menggantikan Belajar Secara Langsung

Penulis: Fahdi Fahlevi
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ilustrasi: Sejumlah siswa Sekolah Dasar (SD), Sekolah Menengah Pertama (SMP), dan Sekolah Menengah Atas (SMA) melakukan kegiatan belajar mengajar bersama sistem online di ruang aula Kelurahan Jatirahayu, Bekasi, Jawa Barat, Rabu (5/8/2020).

Laporan wartawan Tribunnews.com, Fahdi Fahlevi

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Direktur Jenderal Pendidikan Tinggi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan (Kemendikbud) Nizam mengakui pembelajaran jarak jauh tidak bisa menggantikan proses pembelajaran secara langsung.

Meski begitu, Nizam mengatakan pembelajaran jarak jauh (PJJ) bisa memperkaya pembelajaran luar jaringan (luring).

"Memang PJJ tidak bisa menggantikan pembelajaran langsung, tapi justru itu akan memperkuat dan memperkaya pembelajaran secara luring," ujar Nizam dalam peluncuran buku 'Potret Pendidikan Tinggi di Masa Covid-19' di Kemendikbud, Jakarta, Selasa (11/8/2020).

Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Sebut Pembelajaran Jarak Jauh Tak Optimal

Dalam situasi pandemi Covid-19 ini, menurut Nizam banyak inovasi yang mampu diciptakan.

Inovasi tersebut sebelumnya tidak pernah terbayangkan.

Namun, pandemi Covid-19 mampu mendorong sejumlah inovasi di dunia perguruan tinggi.

Baca: Mendikbud Nadiem Makarim Sebut Pandemi Covid-19 Mendorong Adopsi Teknologi Secara Dramatis

"Selama lima bulan, sudah kita lihat bagaimana inovasi yang tidak terbayang sebelumnya bisa dilakukan," kata Nizam.

Seperti diketahui, pemerintah mengeluarkan kebijakan pembelajaran selama pandemi Surat Keputusan Bersama (SKB) tentang Panduan Pembelajaran Pada Tahun Ajaran Baru dan Tahun Akademi Baru di Masa Pandemi Covid-19.

Dalam SKB tersebut diatur pembelajaran langsung di sejumlah wilayah yang masuk zona hijau dan kuning.

Tiga Jurus Nadiem di Dunia Pendidikan Hadapi Era Industri 4.0

Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nadiem Makarim membeberkan sejumlah formulasi untuk menghadapi Era Industri 4.0 di sektor pendidikan.

Menurut Nadiem, langkah-langkah ini mudah untuk dijabarkan, namun sulit untuk diimplementasikan.

"Apa sih sebenarnya proses perubahan transformasi kita untuk industri 4.0. Itu sebenarnya mudah untuk dijelaskan sulit untuk dilaksanakan," kata Nadiem dalam sambutannya pada webinar Hari Kebangkitan Teknologi Nasional, Senin (10/8/2020).

Baca: Kurikulum Darurat Diharapkan Jadi Awal Kemendikbud Evaluasi Carut Marut Sistem Pendidikan 

Nadiem mengatakan terdapat tiga cara untuk melakukan transformasi untuk Industri 4.0.

Cara pertama adalah memberikan kesempatan seluas mungkin untuk pelajar mendapatkan pengalaman di dunia luar.

Menurut Nadiem, cara ini dapat mendorong pelajar untuk berinovasi.

"Kita ingin sebanyak mungkin anak-anak kita keluar dari kampus untuk mendapat pengalaman di bidang teknologi dan lain-lain, untuk mendapatkan soft skill tersebut kemampuan berkreasi dan berkolaborasi," tutur Nadiem.

Cara kedua adalah memberikan kesempatan dosen mencari pengaman di dunia industri termasuk teknologi.

Sementara cara ketiga adalah dengan mendorong kolaborasi universitas dengan sesama universitas, serta kolaborasi dunia pendidikan dengan industri.

"Kita ingin semakin banyak pernikahan massal yang terjadi antara universitas dan universitas, dan universitas dengan usaha industri dan berbagai macam lembaga nonprofit dengan skala yang besar," ucap Nadiem.

Melalui cara-cara ini, Nadiem berharap dunia pendidikan dapat menghasilkan inovasi yang bermanfaat untuk masyarakat.
 

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini