Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Sejumlah sekolah dilaporkan menjadi klaster baru penyebaran Covid-19 setelah adanya pembukaan sekolah tatap muka di beberapa zona hijau dan kuning.
Terkait hal itu, anggota Komisi IX DPR RI Fraksi PDI Perjuangan Rahmad Handoyo menilai kondisi ini harus dijadikan peringatan dan pembelajaran bagi semua pihak. Terutama terkait pembukaan sekolah di zona hijau dan kuning.
"Saya kira kenyataan ini (merebaknya penyebaran Covid-19 di sekolah) harus jadi warning buat semua pihak. Jangan sampai kita melakukan coba-coba, lalu serta merta memberlakukan proses belajar mengajar secara tatap muka karena lokasi sekolah berada di zona hijau dan kuning. Ini berbahaya," ujar Rahmad, kepada Tribunnews.com, Jumat (13/8/2020).
Rahmad menyebut sebenarnya kegiatan belajar mengajar secara tatap muka belum memungkinkan untuk dilakukan pada saat ini.
Baca: Pembelajaran Tatap Muka di SMK Hanya Boleh Dilakukan di Laboratorium
Politikus asal Boyolali, Jawa Tengah, itu memahami bahwa proses belajar mengajar secara jarak jauh itu berat, melelahkan, juga membosankan bagi semua pihak, khususnya orang tua dan siswa. Namun demikian, itu adalah pilihan terbaik di tengah pandemi Covid-19.
Apalagi jika melihat tren perkantoran yang kembali memberlakukan work from home setelah menjadi klaster penyebaran Covid-19. Oleh karena itu, Rahmad juga menilai sekolah juga harus kembali melakukan proses belajar mengajar secara online.
Menurutnya seluruh sekolah di Indonesia, baik yang berada di zona hijau atau kuning, seharusnya kembali melakukan pembelajaran jarak jauh.
"Anak-anak kita harus kembali belajar dari rumah. Terlalu besar risikonya jika mereka harus belajar secara tatap muka di sekolah," ungkapnya.
Apabila memang ada kendala dengan pembelajaran jarak jauh, Rahmad mengimbau semua pihak untuk bekerja sama mencari solusi terkait hal itu.
"Kalau memang ada hambatan dalam proses belajar mengajar jarak jauh, apakah itu masalah internet, ayo kita cari solusinya. Pokoknya semua pihak, mulai pemerintah pusat dan pemerintah daerah harus bekerja sama mencari solusi, sembari menunggu vaksin," tandasnya.
Seperti diketahui, berdasarkan Surat Keputusan Bersama (SKB) Empat Menteri terbaru memperbolehkan pelaksanaan kegiatan mengajar tatap muka disekolah yang berada di zona hijau dan kuning.
Baca: Alasan Wilayah Zona Merah dan Oranye Belum Bisa Buka Sekolah Tatap Muka
Namun, baru beberapa hari keputusan tersebut diberlakukan, sejumlah siswa terpapar Covid-19. Berdasarkan catatan @LaporCOVID19, ada 6 klaster penyebaran Covid-19 di sekolah, antara lain :
- Klaster Sekolah Tulungagung
Siswa berumur 9 tahun warga Kecamatan Pagerwojo, tertular dari ayahnya yang reaktif dan telah menulari 5 siswa dan 2 guru.
- Klaster Sekolah Kalimantan Barat
Ada 14 siswa dan 8 guru di Provinsi Kalbar terkonfirmasi positif Covid-19.
- Klaster Sekolah Tegal
Siswa SD dari Kecamatan Pangkah, Tegal, tertular dari kakeknya dan potensial menulari guru dan teman sekelasnya yg sempat mengikuti KBM tatap muka di sekolah.
- Klaster Sekolah Sumedang
Pelajar berusia 6 tahun Kecamatan Situraja dan pelajar umur 9 tahub dari Kecamatan Sumedang Utara tertular pedagang Pasar Situraja, saat perjalanan ke dan dari sekolah.
- Klaster Sekolah Pati
26 santri Pondok Pesantren di Kajen, Kec Margoyoso, Pati dinyatakan positif Covid-19.
- Klaster Sekolah Balikpapan
Seorang guru yang positif Covid-19 menulari 28 orang guru dan pegawai sekolah, di 1 SD dan 1 SMP, termasuk batita perempuan 2 tahun, per 6 Agustus 2020 kemudian menulari 17 orang.