Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA -- Gerakan Mahasiswa Nasional Indonesia (GMNI) menyoroti soal terbentuknya Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) yang diprakarsai oleh Mantan Ketua Umum PP Muhammadiyah, Din Syamsuddin, dan sejumlah tokoh aktivis lainnya.
Menurut GMNI, semangat KAMI yang ingin menyelamatkan Indonesia, tidak hanya melalui gagasan, melainkan juga melalui aksi nyata.
"Apalagi, saat ini negara Indonesia sedang dilanda pandemi Covid- 19. Sudah sewajarnya bila KAMI bersama dengan seluruh elemen bangsa yang lain bergotong royong untuk menyelamatkan Indonesia untuk keluar dari krisis. Inilah yang harus menjadi fokus kita bersama saat ini," ujar Ketua Umum DPP GMNI Imanuel Cahyadi dalam keterangan yang diterima, Minggu (16/8/2020).
Baca: Pemerintah Tunda Pembahasan RUU HIP, GMNI Minta DPR Jangan Berkecil Hati
Dirinya paham bahwa KAMI berdiri dijamin oleh konstitusi dan bagian dari demokrasi. Meski demikian, dia tidak menampik kemungkinan bahwa pendirian KAMI juga sarat akan muatan politis.
"Apa pun yang menjadi agenda politis dari para tokoh tersebut harusnya diperjuangkan sesuai porsinya, yaitu pada agenda Pemilu yang nanti akan kita laksanakan kembali pada tahun 2024 nanti," ujarnya.
Imanuel pun menegaskan bahwa pada saat ini hal utama adalah bahu-membahu untuk menyelamatkan Indonesia dari Covid-19 agar Indonesia tidak jatuh dalam jurang resesi yang lebih dalam.
Baca: Selain ke Presiden, KAMI juga Sampaikan 8 Tuntutan ke MPR, DPR dan DPD
"Harapan saya, sekarang semua elemen masyarat dan pemerintah saat ini bisa berperan mengambil bagian dalam solusi permasalahan bangsa saat ini," pungkasnya.
Sebelumnya, Koalisi Aksi Menyelamatkan Indonesia (KAMI) menyampaikan delapan tuntutan kepada pemerintah, terkait kondisi bangsa Indonesia pada saat ini.
Din Syamsuddin selaku deklator KAMI mengatakan, KAMI akan menyampaikan maklumat secara terbuka di Tugu Proklamasi, Jakarta Pusat, pada 18 Agustus 2020.
Menurutnya, maklumat ini berisi keprihatinan masyarakat terhadap bangsa Indonesia, khususnya terkait ekonomi, politik, sosial budaya, hukum dan HAM.
"Termasuk sumber daya alam, kami akan jelaskan nanti terjadi penyimpangan. KAMI juga mengajukan delapan tuntutan, ada tuntutan ke penyelenggara negara, pemerintah, dan secara spesifik ke Presiden," papar Din di kawasan Jakarta Selatan, Jakarta, Sabtu (15/8/2020).
Din yang juga sebagai Ketua Dewan Pertimbangan MUI mencontohkan, penyimpangan yang terjadi yaitu ketika masyarakat tidak setuju dengan masuknya tenaga kerja asing (TKA) di berbagai daerah.
"Tapi dijawab pemerintah sudah sesuai prosedur. Ini contoh kecil dan ini diabaikan, bahkan disikapi dengan kesombongan dan keangkuhan," papar Din.
KAMI adalah gerakan moral rakyat Indonesia dari berbagai elemen dan komponen yang berjuang bagi tegaknya kedaulatan negara, terciptanya kesejahteraan rakyat, dan terwujudnya keadilan sosial bagi seluruh rakyat Indonesia.
"KAMI didukung para tokoh dari berbagai elemen, berbagai profesi, dari cendikiawan, kaum buruh, dan lainnya. Ini koalisi yang majemuk, baik antar agama, suku dan profesi," ujar Din.
Adapun tokoh yang akan hadir pada saat penyampaian maklumat di antaranya, Refly Harun, Marwan Batubara, Gatot Nurmantyo, Rachmawati Soekarnoputri, Bachtiar Chamsyah, Rochmat Wahab.
Kemudian, Ahmad Yani, Ichsanudin Norsy, Said Didu, Habib Muhsin Alatas, Rocky Gerung, Laode Kamaluddin, MS Kaban, dan lain-lainnya.