Sesuai konsep awal yang dicanangkan Presiden Jokowi, Kartu Prakerja bukanlah bantuan sosial yang diberikan secara cuma-cuma namun menghadirkan unsur skilling, reskilling maupun upskilling.
Karena itu, para peserta pelatihan Kartu Prakerja, baik pencari kerja, korban PHK atau pelaku UMKM yang bisnisnya terdampak pandemi dan ingin meningkatkan kompetensi atau mempelajari skill baru boleh memilih pelatihan yang diminati.
Misalnya pelatihan untuk menjadi barista kopi, animasi, desain grafis, bahasa Inggris, komputer, teknisi, mungkin programming, scrum, agile, atau coding.
Saat ini tujuh kategori pelatihan paling favorit yang banyak dipilih peserta adalah penjualan dan pemasaran, bahasa asing (Inggris, Korea, Mandarin, Jepang, Arab), teknologi informasi, perkantoran, makanan dan minuman, gaya hidup dan keuangan.
Kartu Prakerja adalah inovasi pelayanan publik dari Pemerintah, hadir dengan menggandeng mitra platform digital dan mitra pembayaran untuk memberikan layanan yang beragam dan relevan dengan harga yang bersaing.
Melalui Kartu Prakerja harapan untuk memerdekakan angkatan kerja dari inkompetensi dapat segera menjadi kenyataan.