News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

HUT Kemerdekaan RI

Wakil Ketua MPR Sebut Kesehatan, Ekonomi, dan Pendidikan Jadi Tantangan RI ke Depan

Penulis: Reza Deni
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Ketua MPR Jazilul Fawaid (kiri) berbincang dengan awak redaksi Tribun Network dalam acara kunjungan Pimpinan MPR RI ke Redaksi Tribunnews di Palmerah, Jakarta, Rabu (18/12/2019). TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Reza Deni

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Ketua MPR RI Jazilul Fawaid menilai setidaknya ada tiga tantangan yang dihadapi Indonesia dalam rangka HUT ke-75 RI tahun 2020 ini.

Adapun tantangan pertama menurut Gus Jazil, sapaan akrabnya, adalah darurat kesehatan.

"Dalam masa pandemi semua tidak tahu kapan wabah ini berakhir. Saat ini dunia menunggu vaksin,” ungkapnya dalam keterangan yang diterima, Senin (17/8/2020).

Kemudian yang kedua, dikatakan Gus Jazil, yakni soal perekonomian.

Baca: HUT ke-75 Republik Indonesia, Singapura: Kita Kuat Bersama Hadapi Covid-19

Dirinya menyebut pemerintah sudah mengeluarkan kebijakan-kebijakan untuk menangani masalah itu.

"Dalam masalah ekonomi, pemerintah sudah membentuk Tim Pemulihan Ekonomi Nasional. Secara fakta memang tidak ada harapan perekonomian tumbuh. Hal demikian tidak hanya dialami Indonesia namun juga dunia," katanya.

Namun, yang paling penting dilakukan menurut Gus Jazil adalah menahan agar perekonomian tidak jatuh.

Untuk itu, dirinya menyarankan paling penting dilakukan adalah perekonomian tidak terjun bebas menjadi lebih minus.

Baca: Masih Belum Penuhi Target, Hanya 12.453 Spesimen yang Selesai Diperiksa pada HUT RI ke-75

"Perekonomian tidak tumbuh tidak apa-apa karena semua negara tidak mempunyai kekuatan untuk tumbuh. Minimal perekonomian kita stabil dan tidak minus. Paling penting juga adalah bagaimana jangan sampai rakyat kelaparan,” katanya.

Tantangan ketiga, menurut politikus PKB tersebut yakni soal pendidikan.

Dirinya mengatakan bahwa pemerintah kurang peduli dalam masalah pendidikan dibanding dengan masalah kesehatan dan ekonomi.

"Hanya melihat PJJ (Pembelajarab Jarak Jauh). Itu pun hanya diikuti 30 persen dari 86 juta peserta didik. Artinya ini darurat pendidikan,” ujarnya.

Hal yang demikian menurutnya perlu diambil sikap, tindakan, dan kebijakan, sebab tidak ada yang tahu kapan pandemi berakhir.

Baca: Bertambah 1.821 Kasus pada HUT RI ke-75, Total Pasien Positif Covid-19 Sebanyak 141 Ribu Orang

"Kalau selama satu tahun dunia pendidikan tutup dalam arti tidak ada kebijakan baru, tidak ada metode baru, tentu akan ada masalah buat anak didik kita ke depan," kata Gus Jazil.

"Saya mengingatkan kepada pemetintah jangan abai kepada sektor pendidikan. Perlu ada kurikulum baru dalam masa pandemi. Meski ada PJJ, hal demikian banyak tantangannya: ada guru yang belum akrab dengan gadget, dan PJJ selama ini hanya untuk mengingatkan agar para siswa belajar," katanya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini