Laporan Wartawan Tribunnews.com, Seno Tri Sulistiyono
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pengamat politik dari Al-Azhar Indonesia, Ujang Komaruddin menilai wajar jika Amien Rais mendirikan partai baru, setelah kecewa dan dikeluarkan dari Partai Amanat Nasional (PAN).
Menurutnya, dalam perjuangan merebut kekuasaan yang konstitusional, diperlukan partai politik agar bisa mengikuti kontestasi lima tahun sekali yaitu pemilihan umum (Pemilu).
"Jika tidak ada partai politik, maka tidak ada kendaraan untuk bisa meraih kekuasaan, baik di eksekutif maupun legislatif," kata Ujang saat dihubungi Tribun, Jakarta, Minggu (30/8/2020).
Baca: Tanggapi Tentang Amien Rais Bentuk Partai Baru, Sekjen DPP PAN : Kami Menghormati
Terkait peluang atau kekuatan PAN Reformasi bentukan Amien Rais, kata Ujang, tergantung dari seberapa besar Amien Rais dapat merekrut tokoh nasional dan daerah dari berbagai ragam profesi, yang memiliki basis massa.
"Tergantung juga pada PAN Reformasi, apakah bisa mengambil basis masa PAN, yaitu basis masa grass root Muhammadiyah. Jika basis massa PAN bisa diambil atau bisa hijrah ke PAN reformasi, maka PAN Reformasi akan bisa bersaing dengan partai lainnya," papar Ujang.
Selain itu, Ujang pun melihat PAN Reformasi tidak terlalu menarik bagi kader PAN untuk pindah ke partai bentukan Amien Rais dan loyalisnya.
"Yang nyebrang ke PAN Reformasi mungkin para loyalisnya Amien Rais saja. Sedangkan anggota DPR PAN dan pengurus PAN saat ini tidak, karena mereka sudah nyaman di PAN," ujar Ujang.