News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Korsel Sebut Pemerintah Indonesia Nunggak Bayar Proyek Jet Tempur, Ini Tanggapan Jubir Menhan

Penulis: Gita Irawan
Editor: Hendra Gunawan
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Pesawat tempur kf-ifx

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Gita Irawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Juru Bicara Menteri Pertahanan RI Prabowo Subianto, Dahnil Anzar Simanjuntak, menjelaskan terkait pemberitaan media Korea Selatan, Yonhap, yang menyebut Pemerintah Indonesia menunggak ratusan juta dolar Amerika Serikat atas kewajiban iuran pengembangan bersama jet tempur di Korea Selatan.

Menanggapi hal tersebut Dahnil mengatakan saat ini Pemerintah Indonesia akan melakukan renegoisasi tahap berikutnya terkait dengan cost share yang harus dibayar oleh Pemerintah Indonesia termasuk renegoisasi terkait keberlanjutan proyek tersebut.

Hal itu dilakukan, kata Dahnil, setelah 2017 yang lalu Presiden RI Joko Widodo memerintahkan melakukan renegoisasi terkait proyek KFX-IFX.

"Dan renegoisasi pada saat itu pemerintah Korea Selatan belum menyepakati permintaan kita terkait penurunan cost share Indonesia dari 20 persen menjadi 15 persen, namun hanya memperoleh pengurangan menjadi 18,8 persen," kata Dahnil ketika dikonfirmasi pada Senin (7/9/2020).

Sebelumnya diberitakan surya.co.id, media Korea Selatan, Yonhap, Minggu (6/9/2020) merilis berita dari pemerintah Korea Selatan (Korsel) tentang kerjasama RI-Korsel dalam proyek pengembangan jet tempur.

Kabar buruknya, dalam proyek ini, Indonesia disebut memiliki tunggakan hingga ratusan juta dolar Amerika Serikat atas kewajiban iuran pengembangan bersama jet tempur di Korea Selatan.

Disebutkan bahwa pejabat Indonesia awalnya sepakat menjadi mitra Korea Selatan dalam pengembangan bersama proyek jet tempur.

Indonesia juga sepakat mengambil porsi pendanaan atas pengembangan proyek tersebut.

Pengembangan proyek jet tempur ini merupakan proyek patungan Korea Selatan dan Indonesia.

Disebut proyek KF-X, Indonesia bergabung dalam proyek ini dengan tujuan pengadaan pesawat untuk angkatan udaranya serta memajukan industri kedirgantaraan.

Masih dari media yang sama, Indonesia setuju untuk menanggung 20% dari biaya pengembangan proyek total sebesar 8,8 triliun won (US$ 7,3 miliar).

Dengan menanggung 20% dari nilai proyek, ini artinya Indonesia harus membayar sekitar 1,7 triliun won atau sekitar Rp 21 triliun.

Kesepakatan ini diteken sejak tahun 2011 lalu. Secara bertahap, Indonesia harus menyetorkan pembiayaan proyek itu setiap tahun hingga tahun 2026.

Namun Indonesia gagal membayar sekitar 500 miliar won (Rp 6,2 triliun) yang seharusnya dibayar pada akhir Agustus lalu.

Meski begitu, ujar pejabat yang mengetahui masalah ini, seperti dikutip dari Yonhap mengatakan dalam proyek ini, Indonesia sudah membayar sebesar 227,2 miliar won atau sekitar Rp 2,8 triliun.

Target Korsel di 2026

Dalam laporan VOA, pada tahun 2018 Indonesia juga sempat menunggak sebesar 200 juta dolar, atau senilai sekitar Rp 3,04 Triliun.

Terlepas dari masalah keuangan tersebut proyek KF-X telah berjalan tanpa hambatan.

“Sedikit kemajuan telah dicapai dalam hal kerja sama dengan Indonesia terkait proyek KF-X,” kata seorang pejabat.

Yang pasti, dalam pertemuan Menteri Pertahanan Jeong Kyeong-doo dan Menhan RI Prabowo Subianto pada Desember tahun lalu, keduanya sepakat untuk memajukan proyek, dan menyebut kerjasama tersebut sebagai simbol hubungan kepercayaan yang kuat antar dua negara.

Sebelumnya Korea Aerospace Industries (KAI) telah me-launching prototipe pertama dari jet tempur KF-X/IF-X generasi berikutnya, proyek itu merupakan jet tempur proyek patungan antara Korea Selatan dengan Indonesia.

Awal pekan ini, Korea Selatan memulai perakitan terakhir prototipe jet pertama setelah konfirmasi akhir desain tahun lalu.

Menurut Administrasi Program Akuisisi Pertahanan (DAPA), prototipe tersebut diharapkan akan diluncurkan pada paruh pertama tahun 2021.

Targetnya, Korea Selatan akan menyelesaikan proyek jet tempur ini tahun 2026.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini