Laporan wartawan Tribunnews.com, Adi Suhendi
TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Pemerintah melalui Kementerian Pertanian (Kementan) telah membuat terobosan dalam upaya peningkatan Indeks Pertanaman (IP) dan produktivitas di daerah sentra produksi guna mewujudkan swasembada pangan khususnya beras.
Di antaranya melalui penyediaan benih unggul, pupuk hayati dan penyediaan pupuk unggul lainnya, perbaikan jaringan irigasi serta mekanisasi pertanian.
Baca: Sah, Komisi IV DPR Ketuk Pagu Anggaran 2021 Kementan
Baca: Pupuk Subsidi Hilang di Pasaran, Petani Teriak
Anggota Komisi IV DPR RI, Charles Meikyansah menilai penyediaan alat mesin pertanian (alsintan) merupakan program terobosan yang memiliki peran strategis untuk meningkatkan efisiensi kerja, intensitas pertanaman, dan penurunan biaya produksi serta meningkatkan nilai tambah petani.
Alokasi bantuan alsintan dari tahun 2014-2019 sudah mencapai 450 ribu alsintan dengan nilai kurang lebih Rp 12 triliun.
Melihat nilai anggaran yang besar, menurut Charles Meikyansah diperlukan kegiatan pendampingan terhadap pemanfaatan alsintan khususnya dalam hal pemeliharaan untuk mengantisipasi kerusakan mengingat alat mesin pertanian mempunyai umur pakai yang terbatas.
"Karena itu, kegiatan perbengkelan alsintan melalui lembaga UPJA (Unit Pengelola Jasa Alsintan) merupakan langkah cerdas sehingga harus kita dukung,” kata Charles Meikyansah dalam keterangannya di Jakarta, Senin (21/9/2020).
Anggota Fraksi Partai NasDem DPR RI itu menjelaskan, perbengkelan alsintan merupakan sesuatu yang harus ada mengingat di beberapa wilayah sentra produksi tanaman pangan telah menerima banyak bantuan alsintan.
Sehingga, untuk keberlanjutannya diperlukan layanan pemeliharaan, perbaikan dan penyediaan suku cadang.
Karena itu, langkah Kementan di mana perbengkelan alsintan dikelola melalui lembaga UPJA atau gabungan kelompok tani (Gapoktan) adalah langkah yang tepat dan harus didukung penuh demi mewujudkan swasembada pangan secara berkelanjutan dan keberlanjutan petani memperoleh tambahan pendapatan.
“Untuk memfasilitasi perbaikan alsintan di wilayah yang sulit dijangkau diperlukan sarana pendukung perbengkelan alsintan yang bersifat mobile. Maka munculah kegiatan pendampingan dalam pemanfaatan alsintan berupa kegiatan perbengkelan," katanya.
Kata dia, rencana awal alokasi untuk kegiatan perbengkelan berada di 32 lokasi atau provinsi, sesuai dengan jumlah distribusi alsintan 2014-2015.
“Namun mengingat prioritas kegiatan pengembangan pertanian maka dari 32 lokasi difokuskan hanya 18 lokasi pada tahun 2021," ujar Charles.
Lebih lanjut Charles menyebutkan anggaran yang dialokasikan untuk kegiatan perbengkelan sebesar Rp 723 juta per titik.