News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Sidang Majelis Umum PBB

Naskah Lengkap Pidato Presiden Jokowi di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB

Editor: Hasanudin Aco
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Untuk pertama kali, Presiden Jokowi berpidato di Sidang Majelis Umum ke-75 PBB. Ia memakai bahasa Indonesia dalam pidatonya.

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Joko Widodo (Jokowi) berpidato di Sidang Majelis Umum PBB, Selasa (23/9/2020) malam waktu New York, Amerika Serikat, atau Rabu (24/9/2020) pagi waktu Indonesia.

Namun karena kondisi pandemi Covid-19, maka Sidang Umum PBB akan digelar secara virtual.

Pidato Jokowi pun akan diputar dari hasil rekaman yang sudah dibuat terlebih dulu.

"Memberikan pidato dari tapping. Kan sekarang kondisi Covid-19," kata Kepala Sekretariat Presiden Heru Budi Hartono saat dihubungi, Selasa (22/9/2020).

Heru menyebutkan, Presiden Jokowi mendapat urutan ke-19.

Pidato Jokowi akan diputarkan pada hari pertama Sidang Umum PBB, yakni pada 22 September pukul 20.30 waktu New York atau pukul 23 September pukul 07.30 Waktu Indonesia Barat.

Baca: Pesan Jokowi pada Sidang Umum PBB di Masa Pandemi, Minta Semua Negara Dapat Akses Setara soal Vaksin

Tahun ini merupakan tahun pertama Jokowi berpidato di Sidang Umum PBB sejak ia menjabat Presiden pada 2014.

Sejak lima tahun terakhir, Jokowi selalu mendelegasikan tugas itu kepada Wakil Presiden Jusuf Kalla.

Namun, kali ini Jokowi tidak mengutus Wakil Presiden Ma'ruf Amin.

Berikut ini naskah lengkap pidato Jokowi dalam Sidang Majelis Umum ke-75 PBB:

Yang Mulia Presiden Majelis Umum PBB,
Yang Mulia Sekretaris Jenderal PBB,
Yang Mulia Para Pemimpin Negara-negara Anggota PBB,

Tahun ini genap 75 tahun usia PBB. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar perang besar, Perang Dunia II, tidak terulang kembali. 75 tahun yang lalu PBB dibentuk agar dunia bisa lebih damai, stabil, dan sejahtera.

Karena perang tidak akan menguntungkan siapa pun. Tidak ada artinya sebuah kemenangan dirayakan di tengah kehancuran. Tidak ada artinya menjadi kekuatan ekonomi terbesar di tengah dunia yang tenggelam.

Pimpinan sidang yang terhormat,

Di usia PBB yang ke-75 ini kita patut bertanya, apakah dunia yang kita impikan tersebut sudah tercapai? Saya kira jawaban kita sama: belum.

Halaman
1234
Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini