TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Menteri Koordinator Bidang Politik Hukum dan Keamanan (Menkopolhukam) Mahfud MD mengimbau Bupati Intan Jaya untuk turun langsung mengendalikan situasi pasca sejumlah insiden pembunuhan dan kekerasan di sana belakangan ini.
Mahfud mengungkapkan hal itu karena ia mendapat kabar Bupati Intan Jaya tidak sedang berada di Intan Jaya melainkan ada di Bintuni.
Meski begitu ia mengatakan akan memeriksa kebenaran info tersebut.
"Kita mengimbau pemerintah dalam hal ini bupati supaya mengendalikan Intan Jaya itu secara langsung. Jangan dikendalikan dari luar. Kabarnya kan nih ada beliaunya sendiri kan tidak di sana. Ada di tempat lain. Nanti kita sedang cek, apa betul ada di Bintuni atau tidak. Nanti kita cek dan kita minta agar ditangani secara langsung," kata Mahfud saat konferensi pers secara virtual pada Kamis (1/10/2020).
Ia menegaskan saat ini situasi di Kabupaten Intan Jaya Papua aman terkendali.
Mahfud menduga insiden kekerasan dan pembunuhan yang telah menyebabkan dua warga sipil terluka dan menewaskan dua anggota TNI dan dua warga sipil tersebut sengaja dirancang oleh Kelompok Kriminal Bersenjata (KKB) di Papua.
Terkait dengan insiden kekerasan dan pembunuhan yang telah memakan korban jiwa tersebut, Mahfud mengatakan saat ini aparat sedang melakukan penyelidikan dan menjalankan proses penegakan hukum atas kasus tersebut.
Baca: Usut Penembakan di Intan Jaya, Pemerintah Bentuk Tim Investigasi Gabungan Libatkan Tokoh Masyarakat
"Keamanan terkendali, seperti saudara tau, alhamdulillah sampai saat ini sejak peristiwa yang nampaknya sengaja dirancang oleh Kelompok Kriminal Separatis Bersenjata (KKSB) itu dirancang untuk menyongsong sidang PBB. Sampai sekarang juga tidak ada lagi dan semua terkendali. Berjalan dengan baik. Aparat sedang melakukan penyelidikan-penyelidikan terhadap kasus itu, aparat penegak hukum sedang merproses hukumnya," kata Mahfud.
Sebelumnya tercatat dua orang warga sipil pengemudi ojek yang menjadi korban penyerangan KKB yakni Laode Anas Munawir (33) dan Fathur Rahman (23) ditembak oleh KKB pada Senin (14/9/2020) sekitar pukul 11.00 WIT.
Keduanya ditembak di Kampung Mamba, Distrik Sugapa tepatnya di daerah Wabogombugapa Distrik Sugapa, Kabupaten Intan Jaya.
Akibatnya Faturahman mendapatkan luka tembak di bawah pusar dan luka sayat di atas kening dan kini telah dirawat di Rumah Sakit Mitra Masyarakat (RSMM) Kuala Kencana.
Sementara La Ode Anas Munawir, mendapatkan luka tembak di lengan tangan sebelah kanan dan kini telah dirawat di RSUD Kabupaten Mimika.
Sementara itu seorang pengemudi ojek lainnya, Badawi (51), meninggal dunia akibat kehabisan darah setelah tangan kirinya putus ditebas parang oleh KKB.
Badawi diserang di Kampung Bilogai Distrik Sugapa Kabupaten Intan Jaya Propinsi Papua tepatnya di belakang SD YPPK Santo Misael pada Kamis (17/9/2020) sekira pukul 10.50 WIT.
Tidak hanya itu, seorang anggota Kodim 1404/Pinrang yang bertugas sebagai Babinsa Koramil Persiapan Hitadipa, Serka Sahlan, gugur setelah ditembak KKB pada hari yang sama sekira pukul 14.30 WIT.
KKB juga membunuh anggota Yonif 711/RKS Brigif 22/OTA Kodam XIII/Mdk, Pratu Dwi Akbar Utomo, yang bertugas sebagai Satgas BKO Aparat Teritorial (Apter) Koramil Persiapan Hitadipa di Kab Intan Jaya Sabtu (19/9/2020) kemarin.
Kontak tembak yang menewaskan Pratu Dwi tersebut terjadi sekira pukul 13.17 WIT.
Terakhir, Pendeta Yeremia Zanambani ditemukan tewas di Distrik Hitadipa Kabupaten Intan Jaya Papua pada Sabtu (19/9/2020).
Pihak keluarga Pendeta Yeremia dan sebagian masyarakat menuding TNI telah membunuh Yeremia.
Namun TNI telah membantah tudingan kabar tersebut.
Kepala Penerangan Kogabwilhan III Kolonel Czi IGN Suriastawa mengatakan Yeremia adalah korban keganasan KKB Papua yang sengaja mencari perhatian dunia internasional menjelang sidang umum PBB.