Annisa, karyawati pabrik di Kecamatan Bawang, Banjarnegara yang menerima pesan itu dari temannya seketika tergiur.
Ia tak ingin kehilangan kesempatan untuk mengikuti program tersebut.
"Saya sempat tanya ke teman, apa prakerja masih buka. Dijawab katanya masih,"katanya
Annisa tak memasang curiga.
Ia langsung masuk ke link website tersebut sesuai petunjuk.
Setelah link berhasil dibuka, ia diarahkan untuk mengisi identitas atau nama lalu diminta untuk memasukkan nomor telepon.
Annisa pun mengikuti petunjuk itu dengan menuliskan nama lengkap dan nomor handphone pribadinya. Hingga ia diarahkan ke tahapan selanjutnya, Annisa mulai merasa ada yang janggal.
Ia diminta untuk membagikan info pendaftaran prakerja melalui link itu ke banyak nomor whatsapp, baik akun pribadi atau grup.
Tapi ia memutuskan tetap mengikuti petunjuk itu. Annisa telah membagikan info itu ke 20 nomor whatsapp yang tersimpan di kontaknya.
Meski demikian, ia belum juga berhasil mendaftar. Ternyata, ia harus membaginya informasi itu ke 100 nomor whatsapp untuk bisa berlanjut ke tahapan selanjutnya. Karena registrasinya belum berhasil, ia lantas berkonsultasi ke saudaranya.
Hingga ia akhirnya tersadar, link pendaftaran yang ia akses bukan link website resmi pemerintah.
Beberapa saat kemudian, ia bahkan tidak bisa lagi mengakses link tersebut. Annisa semakin yakin jika link tersebut abal-abal.
"Saya akhirnya tidak lanjutkan. Linknya juga sudah tidak bisa diakses,"katanya
Annisa agak khawatir. Terlebih ia telah mengupload nama lengkap dan nomor handphone pribadinya.