News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Wapres Minta Hilangkan Ego Sektoral demi Mewujudkan Konvergensi Percepatan Pencegahan Stunting

Penulis: Reza Deni
Editor: Theresia Felisiani
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Wakil Presiden Ma’ruf Amin saat Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2020 melalui konferensi video, Rabu (21/10/2020).

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Wakil Preside Ma'ruf Amin mengatakan sebagai upaya menurunkan angka stunting (kondisi gagal pertumbuhan pada anak) agar lebih efektif, penyatuan berbagai program atau konvergensi di seluruh wilayah Indonesia perlu dilakukan.

Namun, Ma'ruf menilai dalam implementasinya tidaklah mudah, karena membutuhkan sinergi antar pihak.

“Setiap lembaga yang terlibat diminta untuk menghilangkan ego sektoral, karena konvergensi membutuhkan kerja sama antar pihak,” kata Ma’ruf Amin pada Rapat Koordinasi Teknis Nasional Percepatan Pencegahan Stunting Tahun 2020 melalui konferensi video, Rabu (21/10/2020).

PENCEGAHAN STUNTING - Peserta kompetisi kompetisi cara edukasi isi piringku di sekolah melakukan presentasi di hadapan juri dan anak-anak dalam Gathering Isi Piringku di Graha Pancasila, Balai Kota Among Tani, Kota Batu, Selasa (28/1/2020). Kampanye Isi Piringku merupakan edukasi berkelanjutan dari Danone Indonesia yang menyasar guru Paud, Ibu PKK dan Orangtua tentang anjuran gizi seimbang untuk mencegah stunting pada anak-anak. (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO) (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO)

Ma'ruf menekankan konvergensi harus diwujudkan dari tingkat pusat, provinsi, kabupaten/kota hingga ke tingkat desa.

Adapun langkah awal yang perlu dilakukan yaitu analisis situasi dan pemetaan program untuk mengetahui realitas data stunting, serta program terkait stunting yang telah ataupun belum ada di daerahnya.

"Dengan melakukan pemetaan, tumpang tindih antar program dapat dihindari dan program yang dibutuhkan tapi belum tersedia dapat diidentifikasi," ujarnya.

Berdasarkan data Survei Status Gizi Balita Indonesia Tahun 2019 oleh Kementerian Kesehatan, tercatat sebanyak 27,7 perseb anak balita Indonesia mengalami stunting.

PENCEGAHAN STUNTING - Kader Posyandu menimbang badan balita dalam pemeriksaan rutin satu bulan sekali di Taman Posyandu Delima, RW 03 Kelurahan Madyopuro, Kota Malang, Kamis (19/12/2019). Setelah sukses mengoptimalisasikan Posyandu Balita untuk menurunkan angka stunting di Kota Malang dari 22 persen ke 17,8 persen, Pemkot Malang berencana mengembangkan Posyandu Remaja untuk edukasi reproduksi dan upaya hidup sehat sejak remaja. Dengan edukasi dan pemahaman kesehatan yang tersosialisasikan secara luas, Pemkot Malang optimis dapat menekan angka stunting di Kota Malang. SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO (SURYA/HAYU YUDHA PRABOWO)

"Artinya ada sekitar 6,5 juta balita Indonesia yang mengalami kekurangan gizi dalam jangka waktu yang lama, dan hal ini dapat menyebabkan stunting di masa mendatang," kata Ma'ruf.

Oleh karena itu, ia menegaskan, stunting harus dicegah bersama-sama untuk menghindari terciptanya generasi penerus yang lemah.

“Generasi yang lemah ini bukan hanya lemah dari sisi pemahaman agama, kesalehan dan ketaqwaan, tetapi juga dari sisi kesehatan, pendidikan dan ekonomi.  Oleh karena itu, saya menekankan kembali bahwa stunting ini harus kita cegah bersama-sama,” tegasnya.

"Dengan komitmen yang kuat dari kepala daerah, pencegahan stunting dapat dijadikan sebagai prioritas pembangunan di daerah dan semua sumber daya yang diperlukan dapat dimobilisasi untuk pencegahan stunting," pungkasnya.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini