TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Mahasiswa Kelas Komunikasi Politik Peminatan Jurnalistik dan Media Massa Universitas Bakrie melakukan jajak pendapat pada 224 mahasiswa dari 54 kampus dari 22 kota yang mengadakan pilkada, mulai dari Medan hingga Manokwari, sejak 29 September-9 Oktober 2020.
Berdasarkan hasil jejak pendapat, mayoritas mahasiswa tidak setuju jika Pilkada Serentak 2020 diselenggarakan.
Mereka pun menyarankan agar pilkada ditunda.
Baca juga: Survei: 64,3% Mahasiswa Nilai Pemerintah Tidak Tegas Mengenai Pilkada Serentak 2020
Dosen Komunikasi Universitas Bakrie Algooth Putranto mengatakan 81,8% mahasiswa ternyata menyarankan agar pelaksanaan pilkada diundur hingga vaksinasi nasional terkait Covid-19 selesai dilakukan.
"Untuk penundaan pilkada, mahasiswa yang menyarankan pelaksanaan Pilkada diundur hingga vaksinasi nasional tuntas dilaksanakan sebesar 81,8%," ujar Algooth, dalam keterangan tertulis yang diterima Tribunnews.com, Kamis (22/10/2020).
Alasan selanjutnya yang dikemukakan mahasiswa adalah agar dilakukan perluasan wewenang bagi pejabat hingga Pilkada Serentak dilakukan.
Algooth mengatakan ada 14,5% mahasiswa yang memilih alasan ini. Dan terakhir, sebanyak 3,8 persen mahasiswa menyarankan Pilkada Serentak ditunda hingga empat tahun lagi atau 2024.
"3,8 persen mahasiswa menyarankan Pilkada Serentak ditunda hingga 2024," tandasnya.
Diketahui, pengedaran kuisoner dalam jejak pendapat yang dilakukan Mahasiswa Kelas Komunikasi Politik Peminatan Jurnalistik dan Media Massa Universitas Bakrie dilakukan secara elektronik dan bergulir.
Hal ini sekaligus untuk melihat ciri khas jejaring pergaulan generasi Z yang cenderung lebih luas dibanding generasi X dan Y berkat adanya media sosial.
Adapun mayoritas responden berusia 19-20 tahun (51,2%) dengan rincian responden didominasi oleh perempuan sebesar 56,3% dan laki-laki sebesar 43,8%.