Saat berangkat dari Blitar Treni diberitahu bahwa Trena akan menunggu di rumah di Kampung Cipaingeun, Kelurahan Sukamaju Kaler, Kecamatan Indihiang, Kota Tasikmalaya untuk menyambut kedatangannya.
Namun, ternyata Trena tak sabar ingin segera bertemu dengan saudara kembarnya itu.
Maka akhirnya diputuskan pertemuan dilakukan di stasiun KA Tasikmalaya.
Treni yang selama ini tinggal di Blitar, berangkat bersama suami, dua anak, serta ibu asuhnya, menggunakan KA Kahuripan relasi Blitar-Bandung.
Mereka dijadwalkan tiba di Stasiun KA Tasikmalaya, Kamis pukul 04.14. ”Saya memang tak sabar ingin bertemu Treni dan ingin membuat kejutan saat kami kali pertama bertemu," kata Trena, didampingi Treni, di rumah orang tua mereka di Cipaingeun.
Makanya, lanjut Trena, saat keinginannya dikabulkan, di mana pertemuan dilakukan langsung di Stasiun KA Tasikmalaya, ia pasang strategi.
Ia tak memberi tahu Treni ikut menjemput ke stasiun. Treni tahunya Trena akan menunggu di rumah. Tak ingin kejutannya itu bocor, para wartawan pun tak diberi tahu.
Saat Treni tiba di stasiun dan bertemu dengan Enceng Dedi, ayah kandungnya, serta saudara-saudaranya, ia pun langsung naik mobil yang telah dipersiapkan Dinas Sosial Kota Tasikmalaya.
Treni diarahkan duduk di jok paling belakang di samping seorang perempuan sebayanya yang seperti sedang tertidur. Mukanya menyelip ke jok depan.
Setelah Treni duduk dan memangku anak bungsunya, barulah Trena yang pura-pura tertidur bangun dan menatap Treni sambil mengumbar senyum.
Treni sempat melongo, sebelum akhirnya keduanya berpelukan erat diwarnai isak tangis. Beberapa kali mereka terlihat saling tatap lalu berpelukan lagi.
”Saya dikasih tahunya Trena enggak ikut ke stasiun nunggu di rumah. Tahunya Trena ada di mobil yang saya tumpangi. Kaget seneng banget. Luar biasa,” ujar Treni.
Kerudung Hijau
Yang menarik dari pertemuan saudara kembar itu, tanpa disadari keduanya, ternyata mereka sama-sama mengenakan kerudung dengan warna yang senada, yakni hijau.