News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Kisah Letkol Revilla Tugas di Sudan: Dikawal 7 Kendaraan Lapis Baja Hingga Pakai Rompi 8 Kilogram

Penulis: Dennis Destryawan
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Letkol (Sus) Revila Oulina Piliang menjawab pertanyaan dari tim redaksi Tribunnews di kantor Tribun Network, Palmerah, Jakarta, Jumat (23/10/2020). Anggota TNI Angkatan Udara tersebut adalah wanita pertama Indonesia yang menjabat sebagai Chief U9 Cimic (Civil Military Co-operation) United Nations-African Union Mission (Misi PBB-Uni Afrika atau disingkat UNAMID) di Darfur, Sudan. TRIBUNNEWS/DANY PERMANA

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Dennis Destryawan

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Letnan Kolonel (Sus.) Revilla Oulina Piliang bercerita bagaimana standar operasional prosedur pengamanan selama bertugas sebagai Chief U9 Civil Military Co-operation (Cimic) di tim United Nation African Union Mission (Unamid).

Revilla atau akrab disapa Villa, bertugas selama setahun dari 2017-2018 di Sudan.

Ia mengemban tugas sebagai orang yang bertatap muka langsung dengan masyarakat Sudan untuk mengetahui apa saja kekurangan atau kebutuhan yang diperlukan masyarakat di sana.

Baca juga: Suka Duka Letkol Revilla Oulina Bertugas di Sudan, Suka Ikut ke Pasar Saat Hari Jumat

Untuk mencapai lokasi tujuan, kata Villa, pengawalan dan pengamanan ketat diterapkan.

Bahkan pengawalan dengan kendaraan lapis baja atau anoa untuk berjaga jika terjadi konflik bersenjata.

"Prosedurnya itu ada tujuh mobil. Berlapis, prosedur sebenarnya seperti itu. Apalagi di sektor tidak boleh pergi sendiri karena masalah keamanan. Misal saya di kamp mau keluar, boleh saja, tapi kalau terjadi sesuatu, dirampok orang, UN tidak mau tanggung jawab," ujar Villa di kantor Tribunnews, Jumat (23/10/2020).

Baca juga: Letkol Villa Bertugas Bantu Koordinasikan Renovasi Masjid dan Klinik di Sudan

Selain itu, Villa juga diwajibkan mengenakan rompi anti peluru yang beratnya mencapai 8 kilogram (Kg) dan dikawal pasukan bersenjata lengkap.

Alasan pengawalan ketat tersebut karena di Sudan rawan akan pembajakan.

"Kita disarankan bawa senjata, tapi ada pengawal yang bersenjata lengkap. Ada prosedurnya. Saya diharuskan pakai rompi anti peluru, pakai helm. Rompinya lumayan berat 8 kilogram," imbuhnya.

Namun, Villa bersyukur selama di sana tak pernah mengalami konflik senjata.

Baca juga: Letkol Marinir Muhamad Arifin, Komandan Lapangan RSDC Wisma Atlet yang Hobi Bersepeda

"Kalau untuk kontak senjata yang di sektor. Kalau kita di HQ, kecuali ketika kita dalam perjalanan ke sektor tiba-tiba ada kontak. Ada juga yang bertemu itu saat perjalanan ke sektor, tapi kalau untuk di HQ Alhamdulillah aman yang di tempat saya. Yang saya dengar di Mali ada kena bom," katanya.

Villa merupakan lulusan Sekolah Perwira Karier PAPK V dan lulus pada 1998.

Kariernya sebagai prajurit kemudian dimulai melalui Pendidikan Seskoau pada 2015 di Lembang Bandung.

Kemudian, ibu dua anak ini melanjutkan dinasnya di Sekolah Komando Kesatuan Angkatan Udara (SEKKAU) Halim Perdana Kusuma Jakarta sejak tahun 2018, sampai sekarang.

Villa sendiri mulai ditugaskan di Sudan, Afrika Utara, sejak Juni 2017, diawali dari Kota El Fasher.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini