News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Megawati Mengaku Banyak Pecat Kader PDIP yang Bermuka Dua

Penulis: Vincentius Jyestha Candraditya
Editor: Adi Suhendi
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri.

Laporan Wartawan Tribunnews.com, Vincentius Jyestha

TRIBUNNEWS.COM, JAKARTA - Ketua Umum DPP PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri mengaku akhir-akhir ini banyak melakukan pemecatan terhadap kadernya karena melanggar aturan partai.

"Saya hari-hari ini melakukan pemecatan banyak banget. Boleh tanya sama Sekjen. Kenapa? Ya kalau tidak menurut aturan partai, tentu ketua umum memecat. Mau digugat silakan, tapi sampai hari ini insyaAllah nggak ada yang gugat, karena tahu alasan kenapa dipecat yaitu melanggar aturan partai," ujar Megawati dalam acara peresmian 13 kantor partai, patung Soekarno, dan sekolah partai, secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Dia menegaskan tak akan segan memecat kadernya yang enggan memenangkan paslon yang diusung PDIP jelang Pilkada Serentak 2020.

"Hari ini 2020 kan pilkada. Bayangkan terus nggak mau bergerak, nggak mau memenangkan, itu tugas partai politik lo. Saya katakan partai politik adalah alat perjuangan. Jangan lupa. Bukan untuk mencari nafkah, monggo kalau mau mencari nafkah pasti dijebloskan ke KPK," kata dia.

Baca juga: Soal Halte Transjakarta Dibakar Saat Demo UU Cipta Kerja, Megawati: Enak Saja, Emangnya Duit Lo ?

Presiden ke-5 RI tersebut mengatakan dirinya selalu mengamati anak buahnya atau kadernya.

Meski tak pernah bertemu, dia mengingatkan kadernya bahwa dirinya akan tahu siapa yang bekerja dan yang tidak bekerja.

Di sisi lain, Megawati juga menyayangkan kader-kadernya yang tidak mendapatkan rekomendasi kemudian mengundurkan diri dari partainya.

Megawati menegaskan bahwa pihaknya memilih calon dari bawah dan secara demokratis.

Baca juga: Respons Sejumlah Pengurus Daerah Terkait Peresmian 13 Kantor PDIP oleh Megawati

Meski para kader yang mengundurkan diri merasa mampu maju, namun Megawati memilih berdasarkan permintaan dari bawah.

"Kan ada yang tidak puas diri, mestinya saya, saya. Aduh saya bilang egois banget tuh orang. Merasa mampu, dia cari partai lain. Ya tentu saja karena mungkin perlu orang, diambillah," kata dia.

Menurut Megawati, kader seperti itu harus dipecat, terutama bagi mereka yang bermuka dan berkaki dua. Karena tentu mereka melanggar aturan partai.

Baca juga: Megawati: Saya Mau Tanya, Hari Ini Apa Sumbangsih Milenial untuk Bangsa dan Negara?

"Saya hanya mengucapkan bismillah, pecat, beres. Saya bilang sama Sekjen ikuti terus. Siapa tahu dianya boyong anak buah. Mereka yang ternyata bermuka dua, berkaki dua, pecat saya bilang," kata dia.

"InsyaAllah, banyak kok orang yang mau jadi PDI Perjuangan, saya bilang begitu. Coba tolong pikirkan kalau ibu ngomong ini didengarkan, dimasukkan ke dalam hati, dalam pikiran, benar apa tidak. Kecuali kalian bukan orang PDI Perjuangan, lo. Hanya pakaiannya saja," katanya.

Soroti halte Transjakarta dibakar

Ketua Umum PDI Perjuangan Megawati Soekarnoputri angkat bicara soal banyaknya demonstrasi yang berujung terjadinya perusakan fasilitas umum seperti Halte Transjakarta, beberapa waktu lalu di DKI Jakarta.

Megawati mengatakan para pedemo sebenarnya dapat pergi ke DPR untuk menyampaikan aspirasinya.

"Saya bilang ngapain sih kamu demo-demo? Kalau nggak cocok, pergi ke DPR. Di sana ada Rapat Dengar Pendapat, itu terbuka bagi aspirasi. Kalian ini orang politik atau bukan," ujar Megawati, dalam acara peresmian 13 kantor partai, patung Soekarno dan sekolah partai, secara virtual, Rabu (28/10/2020).

Baca juga: Dituding PKI, Megawati: Jelek-jelek Begini Saya Manusia Unik Lho di Republik Ini

"Sekarang kamu bayangkan keluargamu, anak-anakmu dibuat seperti itu. Kalau nggak ada rasa sakit hati, bohong! Manusia sama aja, dibuat Allah SWT itu sama. Kita yang membuatnya berbeda. Camkan lo," imbuhnya.

Megawati lantas mengatakan dirinya sebagai ketua umum memang jarang berbicara di depan publik.

Namun, kali ini dirinya ingin berbicara karena tak tahan dengan tindakan anarkis yang dilakukan para pedemo.

Menurutnya Indonesia saat ini lucu, karena seenaknya melakukan pembakaran fasilitas umum.

Baca juga: Megawati Dorong Kader PDIP di Daerah Bangun Kantor Partai

Namun, tak mau ketika diminta bertanggung jawab atas perbuatannya.

"MasyaAllah, susah-susah bikin halte enak aja dibakar-bakar, emangnya duit lo? Ditangkap nggak mau, ini gimana ya. Aku sih pikir lucu banget Indonesia sekarang," kata Megawati.

Presiden ke-5 RI tersebut kemudian bertanya kepada Ketua DPP PDIP Djarot Saiful Hidayat yang duduk di belakang Megawati terkait anggaran untuk membuat Halte Transjakarta.

Djarot menjawab pembangunan satu Halte Transjakarta dapat menghabiskan anggaran Rp3 miliar.

Dengan kondisi naiknya inflasi saat ini, Megawati pun menyayangkan perusakan fasilitas umum tersebut.

"Tuh Rp 3 miliar mungkin sekarang dengan kenaikan inflasi. Kalau ibu-ibu patokannya harga emas gitu. Mana mungkin lagi mau dibenerin itu Rp3 miliar cukup. Coba bayangkan. Itu rakyat siapa ya. Itu yang namanya anak-anak muda? Saya ngomong gini itu dalam Sumpah Pemuda lo," kata Megawati.

Baca juga: Megawati: Saya Mau Tanya, Hari Ini Apa Sumbangsih Milenial untuk Bangsa dan Negara?

Megawati pun membandingkan dengan pemuda zaman dahulu berani membuat sumpah untuk bersatu memperjuangkan negara.

Mirisnya, Megawati tak melihat hal tersebut pada diri pemuda saat ini.

"Ya bayangin zaman dulu kok bisa ya pemuda, karena tertekan, karena belum merdeka dia sampai berani bikin sumpah. Ayo kalau kalian hari ini bisa nggak bikin sumpah kaya gitu. Waduh pikirannya zaman dulu lo sampai bersatu bikin sumpah, eh zaman penjajahan ditangkap lah. Ini udah merdeka, dirusak sendiri," katanya.

Diketahui sejumlah halte TransJakarta dibakar para perusuh saat demo UU Cipta Kerja di sekitar Jalan MH Thamrin hingga Bundaran HI beberapa waktu lalu.

Gubernur DKI Jakarta Anies Baswedan mengatakan ada 20 fasilitas Halte Transjakarta rusak akibat rusuh demo tolak Omnibus Law UU Cipta Kerja, Kamis (8/10/2020).

Total kerugian mencapai Rp 55 miliar.

"Total kerusakan ada 20 halte. Diperkirakan kerugian lebih Rp 55 milyar," kata Anies Baswedan di kawasan Bundaran Hotel Indonesia, Jakarta Pusat, Jumat (9/10/2020) pagi.

Sementara total kerugian yang diderita Pemprov DKI, masih dalam proses identifikasi dan penghitungan.

Baca: Analis: Pelaku Pasar Masih Waspada Imbas Kisruh Demo Tolak UU Cipta Kerja

Sebagaimana diketahui selain 20 Halte TransJakarta rusak, kerusakan juga terjadi di beberapa Stasiun MRT Jakarta meliputi tangga akses masuk rusak, kaca pecah, 2 unit mini ekskavator pembangunan MRT fase 2 terbakar, hingga beberapa tiang plang jalan penyok.

"Nah itu yang belum selesai dihitung. Tadi yang saya sebut hanya kerugian terkait dengan fasilitas Transjakarta," katanya.

Baca: Amien Rais: Omibus Law UU Cipta Kerja Akan Buat Rezim dan Rakyat Jadi Kacung

Adapun pada Jumat pagi operasional Transjakarta maupun MRT Jakarta sudah berjalan normal kembali.

Hanya ada beberapa perpendekan rute untuk Transjakarta, dan sejumlah entrance pada stasiun MRT Jakarta yang masih ditutup sementara.

"Jumat pagi ini targetnya adalah seluruh fasilitas publik di Jakarta bisa digunakan. Lalu lintas bisa berjalan dengan baik. Puing-puing yang masih terus diselesaikan karena sebagian ini msh perlu waktu untuk dibersihkan," kata Anies Baswedan.

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini