News

Bisnis

Super Skor

Sport

Seleb

Lifestyle

Travel

Lifestyle

Tribunners

Video

Tribunners

Kilas Kementerian

Images

Basuki: Masalah Irigasi di Food Estate, Airnya Tidak Mengalir

Penulis: Taufik Ismail
Editor: Johnson Simanjuntak
AA

Text Sizes

Medium

Large

Larger

Menteri Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) Basuki Hadimuljono saat penandatanganan perjanjian pengusahaan jalan tol di Jakarta, Rabu (9/9/2020).

TRIBUNNEWS. COM, JAKARTA - Menteri PUPR menjelaskan tujuan penambahan jaringan dan rehabilitasi irigasi di Kapuas, Kalimantan Tengah.

Menurutnya irigasi tersebut untuk menunjang proyek lumbung pangan berskala luas atau food estate.

Basuki mengatakan irigasi yang ada sekarang ini airnya tidak mengalir. Selain itu sistem irigasinya tidak berjalan baik.

"Masalahnya hanya satu, yakni irigasinya tidak mengalir. nah kita akan mengalirkan irigasi ini," kata Basuki usai meninjau kawasan food estate di Kapuas, Kalimantan Tengah, Jumat (30/10/2020).

Rehabilitasi irigasi menurut Basuki diperlukan karena kawasan yang akan ditanami padi di kawasan food estate, tingkat keasaman (Ph) airnya tinggi. Sehingga tidak baik untuk tanaman. Oleh karena itu harus dibuat sistem untuk mencuci air (leaching) di saluran irigasi untuk mengurangi tingkat keasaman air.

Baca juga: Bertolak ke Sumut, Presiden Jokowi Tinjau Pengembangan Lumbung Pangan Baru

"Rawa itu Ph nya 3 sampai 5, itu tumbuhan engga bisa hidup, kalau hidup engga berbuah. ia harus punya Ph antara 5 sampai 7," kata dia.

Dalam merehabilitasi irigasi, pihaknya menurut Basuki membuat 4 saluran yang terdiri dari saluran primer, sekunder, tersier, hingga saluran kolektor.

Sistem pengairannya nanti dari saluran utama, masuk ke saluran sekunder, lalu ke saluran tersier untuk mengaliri sawah-sawah.

Bila tingkat keasaman air masih tinggi, maka saluran tersier ditutup, air dicuci dulu saat musim penghujan.

"Saya tadi dipastikan air ini harus mengalir. untuk tahap awal pastikan tidak masuk ke tersier, supaya dia leaching, mencuci," katanya.

Progres pelaksanaan rehabilitasi irigasi dilahan Eks-PLG sendiri saat ini fokus di Blok A, seluas 38.631 Ha. Kontruksinya telah dimulai sejak 28 September 2020, dengan kontrak tahun jamak 2020-2022 senilai Rp 738,04 miliar.

Pekerjaannya dilaksanakan oleh kontraktor PT. Wijaya Karya - Hutama Karya - Adipatria, KSO. Dari total luas lahan di Blok A tersebut, sebanyak 17.257 Ha kondisi irigasinya akan direhabilitasi dan 21.374 Ha akan ditingkatkan kondisinya.

Prioritas untuk tahun 2020 adalah rehabilitasi dan peningkatan irigasi seluas 2.100 Ha di Dadahup (Blok A) yang ditargetkan tuntas pada akhir 2020.Lingkup pekerjaan utamanya terdiri dari pekerjaan galian saluran primer utama sepanjang 27.000 (meter), saluran primer pembantu 35.500 m, saluran sekunder 78.500 m, tersier 455.000 m, kuarter 681.000 m, dan kolektor 70.500 m. Selain itu juga dilakukan pembuatan pintu air otomatis, box culvert, dan rumah pompa.

Saat ini progres pekerjaannya masing-masing untuk pekerjaan galian sudah mencapai 76,56%, pembangunan rumah pompa sebesar 13,16%, pintu air otomatis sebesar 7,22%, dan box culvert 2,64%.Sementara untuk rehabilitasi dan peningkatan jaringan irigasi pada Blok B, C, D seluas 91.500 hektare rencana lelang dini pada 28 September 2020 dan ditargetkan terkontrak pada Januari 2021. Anggaran untuk blok tersebut sebesar Rp 4,4 triliun dilaksanakan secara single year contract (SYC).

Dapatkan Berita Pilihan
di WhatsApp Anda

Berita Populer

Berita Terkini